
Mirip Gaya The Fed, RBA Sabar Dulu Agresif Kemudian?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Australia (Reserve bank of Australia/RBA) mulai merubah sikapnya terkait peluang kenaikan suku bunga di tahun ini. Dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini, RBA di bawah pimpinan Philip Lowe masih mempertahankan suku bunga acuannya di rekor terendah 0,1%.
Sebelumnya di awal tahun ini RBA menyatakan akan bersabar untuk menaikkan suku bunga dan membiarkan inflasi stabil dalam target 2% - 3%.
Inflasi di kuartal IV-2021 tumbuh 1,3% dari kuartal sebelumnya. Sehingga inflasi selama setahun penuh menjadi 3,5% di 2021.
Kemudian inflasi inti tumbuh 1% di kuartal IV-2021 dari kuartal sebelumnya. Sepanjang 2021, inflasi inti tumbuh sebesar 2,6% yang merupakan level tertinggi sejak 2014.
Tetapi dalam pernyataanya hari ini, Lowe tidak lagi menggunakan kata "sabar".
"Dalam beberapa bulan ke depan, bukti tambahan penting akan tersedia bagi dewan gubernur naik itu inflasi dan perubahan biaya tenaga kerja. Dewan gubernur akan menilai bukti-bukti tersebut dan informasi lainnya untuk menetapkan kebijakan moneter," kata Lowe sebagaimana dilansir Reuters.
Selain inflasi yang sudah mencapai target, pasar tenaga kerja juga terus menunjukkan perbaikan. Tingkat pengangguran di bulan Februari dilaporkan turun menjadi 4%, yang merupakan level terendah dalam lebih dari 13 tahun terakhir.
Sikap RBA tersebut mirip dengan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) sebelumnya. Di mana menunjukkan sikap sabar, tetapi berubah dalam waktu singkat, bahkan kini agresif dalam menaikkan suku bunga.
Para analis pun melihat RBA bisa jadi akan agresif juga. Beberapa bank besar masih mempertahankan proyeksi kenaikan suku bunga pertama akan dilakukan di bulan Juni, dan akan menjadi kenaikan suku bunga pertama dalam 10 tahun terakhir.
Tidak hanya itu, RBA juga diperkirakan akan terus menaikkan suku bunga di sisa tahun ini hingga tahun depan.
Sebagaimana dilansir 9 News, bank besar di Australia memprediksi suku bunga akan mencapai 1,5% di akhir 2023.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Sentral Australia Setop Beli Obligasi Negara