Analisis Teknikal

Empat Hari Beruntun Pecah Rekor, IHSG Lanjut Naik Gak Nih?

Putra, CNBC Indonesia
Selasa, 05/04/2022 06:15 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor pada perdagangan kemarin, Senin (4/4/2022).

IHSG mengawali perdagangan pekan ini dengan kenaikan 0,53% dan ditutup di level 7.116,22. Level penutupan kemarin menjadi level tertinggi dalam sejarah IHSG (all time high).

Di sepanjang tahun 2022, IHSG telah berkali-kali tembus level all time high. Bersamaan dengan kembalinya IHSG mencetak rekor di awal kuartal II tahun ini, asing kembali net buy.


Dana asing yang masuk ke pasar saham kemarin mencapai Rp 616 miliar di seluruh pasar dengan rincian asing net buy Rp 394,7 miliar di pasar reguler dan Rp 221,3 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Kinerja IHSG yang cemerlang kemarin membuat indeks saham acuan nasional tersebut menduduki peringkat 2 dengan kinerja positif di kawasan Asia Tenggara. IHSG hanya kalah dengan indeks saham Vietnam yang naik 0,54%.

Sementara itu di Asia, indeks Hang Seng memimpin apresiasi dengan penguatan 2,1% disusul indeks Sensex India yang naik 1,9%.

Untuk perdagangan hari ini, investor masih perlu mencermati sinyal resesi yang datang dari inversi kurva imbal hasil obligasi pemerintah AS serta kenaikan harga minyak mentah yang bisa memicu inflasi lebih tinggi.

Harga minyak mentah acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) melompat 3,7% dan kembali menembus level psikologis US$ 100 per barel, sementara harga minyak mentah acuan internasional yakni Brent melompat lebih dari 3%.

Reli harga energi utama dunia tersebut terjadi di tengah masih panasnya situasi di Ukraina. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa negara Barat akan mengumumkan sanksi terbaru terhadap Rusia beberapa hari mendatang.

Selain sentimen di atas investor juga dapat mencermati berbagai perkembangan indikator teknikal yang akan diulas di bawah.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak bahwa indeks di sepanjang pekan lalu terus mencoba mencetak rekor all time high dan membentuk level resisten baru.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak naik mengindikasikan penguatan momentum beli. RSI ditutup di level 65,98 dan masih belum menyentuh area jenuh belinya.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 berada di atas garis EMA 26 dan mulai melebar, bar histogram pun bergerak menguat di zona positif.

Jika mempertimbangkan aspek teknikal, sentimen serta apresiasi yang mengantarkannya ke level all time high, IHSG punya peluang konsolidasi terlebih dahulu.

Peluang koreksi IHSG juga sebenarnya terbuka apalagi setelah empat hari terus mencetak rekor. IHSG berpotensi menguji level 6.985-7.131 untuk perdagangan hari ini.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat