Dolar AS Melesat, Rupiah Perlu 'Bantuan' Asing Untuk Menguat!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 05/04/2022 06:45 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen pelaku pasar yang cukup bagus awal pekan kemarin membuat rupiah menguat tipis 0,08% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.353/US$.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (5/4/2022), pergerakan rupiah kemungkinan besar masih akan sama, tipis-tipis saja. Sebab dolar AS sedang kuat-kuatnya, yang membuat rupiah kesulitan menguat tajam. 

Membaiknya sentimen pelaku pasar terlihat dari menguatnya mayoritas bursa saham Asia, yang kemudian berlanjut ke Eropa hingga Amerika Serikat (Wall Street) pada perdagangan awal pekan kemarin. 


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mampu menguat 0,53% ke 7.116,218, sekaligus menjadi rekor tertinggi sepanjang masa. Investor asing lagi-lagi memborong saham di dalam negeri. Nilai transaksi kemarin mencapai sekitar Rp 11,5 triliun.

Investor asing pun hingga kemarin masih mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp 553,77 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 394,69 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 159,07 miliar di pasar tunai dan negosiasi. Sepanjang tahun ini investor asing tercatat melakukan beli bersih senilai Rp 33,76 triliun.

Aliran modal ke pasar saham Indonesia menjadi salah satu kunci rupiah masih cukup stabil, meski dolar AS sedang perkasa. Indeks dolar AS sudah mencatat penguatan 3 hari beruntun lebih dari 1,2% dan pada perdagangan Senin menyentuh level 99.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan mengingat rupiah yang disimbolkan USD/IDR hanya menguat tipis. Rupiah masih berada di atas rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) 100 dan 200.

Ketiga MA tersebut bergerak mendatar, yang menjadi indikasi rupiah bergerak sideways, apalagi sejak awal tahun membentuk pola Rectangle.

Batas bawah pola Rectangle berada di kisaran Rp 14.240/US$ dan batas atas di kisaran Rp 14.400/US$. Untuk melihat ke mana arah rupiah dalam jangka menengah salah satu level tersebut harus ditembus.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik dan mulai masuk wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam sudah mulai keluar dari wilayah jenuh beli.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Foto: Refinitiv

Resisten terdekat di kisaran Rp 14.370/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.400/US$ yang merupakan batas atas pola rectangle.

Sementara selama bertahan di bawah resisten, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.340/US$ hingga Rp 14.320/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Cerah Hingga Tekanan Dolar & Tarif Masih Jadi Risiko