Siapa Benny Nurdin? Pemilik Sigma Energy yang Sedang IPO

Tim Riset, CNBC Indonesia
04 April 2022 20:10
FILE - In this Aug. 26, 2021 file photo, a flare burns natural gas at an oil well Aug. 26, 2021, in Watford City, N.D. The world's facing an energy crunch. Europe is feeling it worst as natural gas prices skyrocket to five times normal, forcing some factories to hold back production. Reserves depleted last winter haven't been made up, and chief supplier Russia has held back on supplying extra. Meanwhile, the new Nord Stream 2 gas pipeline won't start operating in time to help if the weather is cold, and there's talk Europe could wind up rationing electricity. China is feeling it too, seeing power outages in some towns. (AP Photo/Matthew Brown, file)
Foto: AP/Matthew Brown

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon emiten baru yang bergerak di sektor logistik dan optimasi migas, PT Sigma Energy Compressindo telah menetapkan harga penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) di angka Rp 230 per unit.

Secara rinci, perseroan bergerak dalam bidang usaha Jasa Penyewaan alat-alat untuk monetisasi minyak dan gas suar bakar dengan menggunakan teknologi kompresi untuk penurunan emisi gas rumah kaca.

Perusahaan menyebut akan menerbitkan 270 juta saham baru yang setara 29,67% modal ditempatkan dan menargetkan dana penawaran hingga Rp 62,10 miliar.

Masa penawaran umum perdana saham telah dimulai hari ini, 4 April 2022 dan akan berlangsung hingga 6 April 2022. Perseroan juga akan menerbitkan 27 juta Waran Seri I atau sebanyak 4,22% dari jumlah saham saat pendaftaran IPO disampaikan.

Rencananya, sebanyak Rp 26,6 miliar dana hasil IPO (44,75%) akan digunakan Sigma Energy untuk pengembangan usaha perseroan. Kemudian, sebanyak Rp 23,62 miliar (39,75%) akan digunakan sebagai modal kerja perusahaan.

Perusahaan berencana memakai Rp 9,21 miliar (15,50%) dana hasil IPO untuk membayar utang perseroan kepada PT Bank KEB Hana Indonesia.

Hingga akhir kuartal tiga tahun lalu, perusahaan memiliki jumlah aset yang naik tipis dari tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 70,74 miliar. Ekuitas perusahaan pada periode yang sama juga meningkat 22,72% menjadi Rp 40,81 miliar.

Dengan menerbitkan 270 juta saham, artinya setelah IPO perusahaan memiliki total 910 juta saham beredar. Ekuitas perusahaan juga naik menjadi 102,92 miliar setelah memperoleh dana IPO. Dengan demikian nilai buku (book value) perusahaan tercatat sebesar Rp 113,09 per saham. Dengan harga penawaran Rp 230 per saham, berarti PBV perusahaan adalah sebesar 2,03 kali nilai bukunya pasca IPO.

Pendapatan perusahaan dalam tiga kuartal pertama tahun 2021 lalu meningkat tipis dari periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 55,03 miliar, sedangkan laba bersihnya juga meningkat 8,74% menjadi Rp 6,84 miliar.

Siapa pemilik Sigma Energy?

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perusahaan diketahui bahwa sebelum IPO Sigma Energy dimiliki oleh PT Sigma Energy Utama (90%) dan Patricia Gitta Chandra (10%). Setelah IPO sahamnya keduanya akan menyusut menjadi masing-masing 63,30% dan 7,03%, dengan 29,67% sisanya akan dimiliki oleh investor publik.

Sementara itu, 66,67% saham PT Sigma Energy Utama dimiliki oleh Benny Nurdin yang juga menjabat sebagai komisaris utama perusahaan, dan secara rangkap menjabat sebagai direktur utama di anak perusahaan yang akan IPO.

Benny Nurdin, Direktur Utama Sigma EnergyFoto: Dok Sigma Energy
Benny Nurdin, Direktur Utama Sigma Energy

Dengan kata lain, sebelum IPO Benny menguasai 60% saham Sigma Energi Compressindo secara tidak langsung. Dengan kepemilikan tersebut ia juga tercatat sebagai pengendali dan penerima manfaat terakhir (ultimate beneficial owner) perusahaan.

Adapun sepertiga lain dari saham PT Sigma Energy Utama dimiliki oleh Ernawati yang juga menjabat sebagai direktur di entitas pengendali tersebut.

Berdasarkan prospektus perusahaan, Benny diketahui lahir di Jakarta, 01 Agustus 1968, mulai menjabat sebagai Direktur Utama sejak 26 Januari 2011.

Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 53 tahun tersebut memiliki pendidikan formal terakhir yang ditempuh berupa Sarjana Hukum Bisnis, Universitas Indonesia dan Sarjana Akuntansi, Universitas Trisakti. Di UI Benny lulus Tahun 1994, sedangkan di Trisakti lulus tahun 1991.

Situs resmi perusahaan juga menyebutkan bahwa Benny sebelumnya sempat berprofesi sebagai dosen di Universitas Pelita Harapan (1998-2005).

Sementara itu Istrinya, Ivone Riesna Zakaria, diketahui menjabat sebagai komisaris perusahaan. Ivone yang lahir di Jakarta, 14 April 1972 merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) dengan pendidikan formal terakhir, D3 Sekretaris, OTC Budi Mulia. Lulus Tahun 1993.


(fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emiten Baru Nih, Produsen Panel Surya Tawar Saham Rp 180/Unit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular