Banyak Uang Nganggur, Kredit Tumbuh 6,3% & DPK Naik 11%
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit perbankan hingga Februari 2022 tumbuh 6,33%.
Secara rinci, pada Desember 2021 kredit perbankan mencapai Rp 5.768,6 triliun, pada Januari 2022 mencapai Rp 5.709,4 triliun, dan pada Februari 2022 mencapai Rp 5.762,4 triliun.
"Fungsi intermediasi perbankan pada bulan Februari 2022 kembali mencatatkan tren positif dengan pertumbuhan kredit sebesar 6,33% yoy dengan seluruh kategori debitur mencatatkan kenaikan, terutama UMKM dan ritel," ungkap data OJK, Senin (4/4/2022).
Pertumbuhan kredit juga didorong naiknya kredit modal kerja 7,57%, investasi 5,49%, dan konsumsi 5,21%, serta ditopang pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 11,11% terutama didorong oleh giro yang tumbuh sebesar Rp 30,1 triliun.
"Hal tersebut mencerminkan dukungan perbankan dalam pemulihan ekonomi nasional terus membaik," ungkap data OJK.
DPK sepanjang Desember 2021 mencapai Rp 7.479,5 triliun, Januari 2022 mencapai Rp 7.362,6 triliun, dan pada Februari 2022 Rp 7.384,4 triliun. OJK juga terus mendorong terbentuknya tingkat suku bunga perbankan yang lebih efisien dan secara umum hingga Februari terus melanjutkan tren penurunan.
"Rata-rata suku bunga kredit tertimbang dari Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI), dan Kredit Konsumsi (KK) pada Februari 2022 tercatat sebesar 9,02% atau menurun dibandingkan periode sebelumnya, begitupun dengan SBDK yang menurun menjadi sebesar 8,81%," jelas OJK.
OJK juga mencatat sektor jasa keuangan tetap stabil dan bertumbuh seiring peningkatan fungsi intermediasi di sektor perbankan dan Industri Keuangan Non Bank serta menguatnya pasar modal.
OJK mengatakan hal tersebut didorong kerja pengaturan dan pengawasan yang solid, serta terkendalinya pandemi sehingga meningkatkan aktivitas sosial ekonomi masyarakat dan mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.
Bahkan IHSG telah menguat 1,6% mtd dan mencatatkan all time high pada level 7.049,68 (24/3/2022).
Hingga 29 Maret 2022, penghimpunan dana di pasar modal melalui Penawaran Umum Saham, Obligasi, dan Sukuk telah mencapai nilai Rp 47,6 triliun dengan penambahan 15 emiten baru.
"Hal ini menunjukkan optimisme investor domestik maupun global atas perekonomian domestik yang terus pulih," ungkap data OJK.
Secara rinci, penghimpunan dana di pasar modal pada Januari 2022 mencapai Rp 5,7 triliun, naik menjadi Rp 28,33 triliun pada Februari 2022, dan mencapai Rp 47,6 triliun pada Maret 2022.
Di sisi lain, NAB Reksa Dana mencapai Rp 573,11 triliun pada Januari, turun menjadi Rp 569,3 triliun pada Februari, dan naik kembali pada Maret mencapai Rp 573,2 triliun.
Adapun jumlah emiten baru pada Januari hanya enam emiten saja, menjadi 12 pada Februari, dan hingga akhir Maret mencapai 15 emiten baru.
(vap/vap)