
Belum Juga Puasa, Emas Sudah Tak Bertenaga...

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas lesu menjelang akhir pekan dan mendekati bulan Ramadan. Pada Jumat (1/4/2022) pukul 15:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.930,61/troy ons. Melemah 0,34% dari hari sebelumnya.
Harga emas sempat menguat pada Rabu (30/3/2022) dan Kamis (31/3/2022). Namun dalam sepekan harga emas masih terkoreksi 1,36% point to point dan minus 0,65% dalam sebulan.
Pelemahan emas disebabkan oleh perkasanya kurs dolar Amerika Serikat (AS). Pada Jumat, dolar AS menguat dibandingkan sejumlah mata uang lain yang membuat harga emas lebih mahal untuk pemegang mata uang lainnya. Pada pukul 11:00 WIB, terpantau indeks dolar AS menguat sebanyak 0,15% di 98,771.
"Tidak ada tanda-tanda pembelian aset aman yang meningkat menjelang weekend terutama karena dolar AS terus menguat," tutur Jeffrey Halley, analis dari OANDA, seperti dikutip dari Reuters.
Stephen Innes, dari SPI Asset Management, mengatakan harga emas juga melemah karena trader bersikap wait and see mengingat mereka tengah menunggu data tenaga kerja AS. Data tersebut menjadi salah satu penentu The Fed dalam menaikkan suku bunga acuan mereka. Jika data tenaga kerja AS semakin membaik dan pengangguran menurun maka The Fed akan memiliki alasan kuat untuk mempercepat kenaikan suku bunga.
Wang Tao, analis pasar Reuters, mengatakan emas tengah menguji titik support di level US$ 1.924 per troy ons, kemungkinan emas bisa bergerak ke level yang lebih rendah dari titik tersebut dan berada di kisaran US$ 1.898 per troy ons.
Emas kemungkinan sedang bergerak di gelombang (c) yang bergerak dari titik US$ 1.965,4/troy ons. Gelombang ini bisa bergerak ke level US$ 1.857/troy ons.
Titik resistensi emas ada di US$ 1.965/troy ons. Jika emas bergerak di atas level itu maka harga bisa terus merangkak naik dan bisa berada di kisaran US$ 2.001/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sudah 10 Hari Harga Emas Susah Naik, Masih Mau Pegang?