
Semoga Bukan April Mop, IHSG Siap Lepas Landas Menuju 7.100

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,26% di level penutupan tertingginya dalam sejarah 7.071,44 pada perdagangan terakhir kuartal I-2022, Kamis (31/3/2022).
IHSG sukses menguat dan masuk jajaran top performing index di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik. Apresiasi IHSG kemarin hanya kalah dari indeks saham Filipina dan Korea Selatan.
Bersamaan dengan penguatan IHSG, investor asing juga masih net buy jumbo sebesar Rp 1,14 triliun di pasar reguler.
IHSG juga menutup kuartal I dengan kinerja yang baik. Sejak awal tahun hingga kemarin, IHSG tercatat memberikan return sebesar 7,44% dan menjadi runner up di kawasan Asia Pasifik.
IHSG hanya kalah dengan indeks saham acuan Filipina yang sukses menguat 9,55% di kuartal I tahun ini.
Sementara itu pasar saham AS masih bergerak volatil. Harga minyak mentah dunia juga melorot setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa AS akan mulai mengeluarkan minyak dari cadangan yang mereka miliki atau yang dikenal dengan Strategic Petroleum Reserves.
Pergerakan indeks saham global, imbal hasil surat utang negara hingga harga komoditas seperti minyak masih akan menjadi sentimen penggerak pasar untuk perdagangan hari ini.
Namun setelah sukses mencetak sejarah dengan kinerja moncer di kuartal I-2022, apakah prospek IHSG masih bagus setidaknya di awal kuartal II hari ini?
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak bahwa indeks sempat menembus level resisten dan all time high intraday 7.099,5. Namun dilihat dari pola candle yang terbentuk adalah doji yang bisa mencerminkan adanya tren pembalikan arah.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI cenderung bergerak naik mengindikasikan penguatan momentum beli. RSI ditutup di level 62,7 dan masih belum menyentuh area jenuh belinya.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 berada di atas garis EMA 26 namun keduanya masih berimpit.
Jika mempertimbangkan aspek teknikal, sentimen serta apresiasi yang mengantarkannya ke level all time high, peluang IHSG untuk kembali mencetak rekor baru masih terbuka.
Memasuki hari pertama perdagangan pada bulan April hari ini (1/4/2022), IHSG berpotensi menguji level 6.965-7.100.
Semoga ini bukan April Mop atau April Fools' Day, di mana setiap 1 April ada anggapan bahwa hari itu adalah hari di mana orang dianggap boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?