Pepet Terus Jangan Kasi Kendor! IHSG Bakal Rekor Lagi Nih?

Putra, CNBC Indonesia
31 March 2022 07:05
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,59% di level 7.053,19 pada perdagangan kemarin, Rabu (30/3/2022).

IHSG konsisten berada di zona hijau sejak awal perdagangan dibuka. Di pasar reguler, investor asing mencatatkan net buy Rp 947 miliar. Namun di pasar negosiasi dan tunai asing net sell Rp 447 miliar, sehingga net inflow nmasih ada Rp 501,5 miliar.

Mayoritas bursa saham Asia bergerak di zona hijau pada perdagangan hari ini. Hanya Indeks Nikkei yang melemah 0,8%. Sementara itu indeks Hang Seng dan Shang Hai Composite melompat lebih dari 1%.

Perkembangan negosiasi Rusia dengan Ukraina bisa menjadi katalis positif untuk berbagai aset berisiko.

Rusia mengklaim akan menurunkan volume pasukan militer di beberapa lokasi di Ukraina, tapi beberapa negara termasuk AS dan Inggris masih skeptis terhadap janji Moskow. Sementara itu, serangan Rusia ke Ukraina masih berlanjut hingga hari ini.

Harga minyak mentah yang telah melonjak sejak perang dimulai, kembali naik lebih dari 2% ke US$ 106,57/barel.

Semua perhatian tertuju pada pasar obligasi AS kemarin, di mana imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 5 tahun dan 30 tahun menunjukkan kurva yang terbalik untuk pertama kali sejak 2016.

Jika melihat secara historis, inversi ini menunjukkan adanya potensi resesi. Namun, mayoritas investor nampaknya mengabaikan hal tersebut. Kemarin, acuan utama yield obligasi tenor 2 tahun dan 10 tahun mendekati selisih tapi tetap positif. Hari ini, kesenjangan naik kembali sekitar 7 basis poin.

Setelah ditutup naik hampir 0,6% kemarin bagaimana prospek IHSG hari ini? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak bahwa indeks kembali menembus level all time high dan membentuk level resisten terdekat baru di 7.072.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak naik mengindikasikan penguatan momentum beli. RSI ditutup di level 61,38 dan masih belum menyentuh area jenuh jualnya.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 berada di atas garis EMA 26 namun keduanya cenderung berimpit.

Jika melihat indikator teknikal memang ada peluang untuk IHSG untuk konsolidasi terlebih dahulu. Untuk perdagangan hari ini IHSG berpotensi menguji level 7.000-7.072.

Namun peluang IHSG terkoreksi juga terbuka jika melihat sentimen dan kinerja IHSG yang sudah kembali mencetak rekor tertinggi baru kemarin.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular