Rusia-Ukraina Berpotensi Damai, Yield Mayoritas SBN Menguat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
30 March 2022 18:48
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu (30/3/2022), di tengah terus membaiknya sentimen dari konflik antara Rusia dengan Ukraina.

Mayoritas investor cenderung kembali melepas SBN pada hari ini, ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield). Hanya SBN bertenor 1 dan 10 tahun yang ramai diburu oleh investor, ditandai dengan penguatan harga dan penurunan yield.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 1 tahun kembali turun 2,6 basis poin (bp) ke level 2,486%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara berbalik melemah 0,9 bp ke level 6,751%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Sentimen dari konflik Rusia-Ukraina terus membaik, di mana prospek damai kedua negara tersebut makin mencuat.

Negosiasi antara pejabat Rusia dan Ukraina di Turki resmi dilakukan kemarin, di mana Menteri Pertahanan Rusia mengklaim akan menurunkan jumlah pasukan di sekitar ibu kota Ukraina.

Alexander Fomin, pejabat Rusia yang menghadiri diskusi damai di Istanbul mengatakan bahwa Rusia akan menurunkan jumlah pasukannya di dekat Kyiv dan Chernihiv agar pembicaraan damai dapat berlangsung.

Sebelumnya, Rusia juga mengklaim akan menurunkan pasukan di beberapa lokasi di Ukraina, tapi kemudian tetap menambah pasukan.

Meski potensi damai semakin besar, tetapi ada pihak yang meragukannya. Sekretaris Pers Pentagon, John Kirby memperingatkan bahwa penurunan jumlah pasukan di Kyiv bukan berarti menandakan akan mundur.

Di lain sisi, investor masih memantau selisih (spread) antara obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS), US Treasury, setelah kurva yield US Treasury bertenor 5 tahun dan yield US Treasury tenor 30 tahun terbalik pada awal pekan ini atau mengalami inversi (inverted).

Yield Treasury tenor 5 tahun pada pagi hari ini naik 1 bp menjadi 2,497% pada pukul 07:00 waktu AS, sedangkan yield Treasury tenor 30 tahun juga naik 1 bp menjadi 2,534%.

Sedangkan yield Treasury tenor 10 tahun menguat 1,8 bp ke level 2,418%, dan yield Treasury tenor 2 tahun turun 1,1 bp ke level 2,34%.

Yield Treasury tenor 5 tahun menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan yield Treasury tenor 30 tahun pada Senin lalu untuk pertama kalinya sejak 2006.

Inversi kurva yield secara historis terjadi sebelum resesi, meskipun spread antara Treasury 2 tahun dan 10 tahun yang dianggap lebih penting oleh para investor. Spread ini secara efektif menjadi datar pada Selasa kemarin, menurut data CNBC International.

Antoine Bouvet, ahli senior strategi suku bunga di ING, mengatakan kepada "Squawk Box Europe" CNBC bahwa dia tidak berpikir pergerakan dalam kurva imbal hasil menunjukkan bahwa "resesi tidak dapat dihindari".

"Masih ada risiko ketika Anda mempertimbangkan bahwa The Fed hampir berkomitmen untuk menaikkan suku bunganya, di saat pertumbuhan ekonomi belum pulih dan jelas itu adalah sesuatu yang perlu dilakukan," kata Bouvet.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular