Analisis Teknikal

Gas Mulai Habis, Upaya IHSG Pecah Rekor Lagi Mulai Berat

Putra, CNBC Indonesia
30 March 2022 12:57
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,35%. Hingga sesi I perdagangan Rabu (30/3/2022) berakhir, IHSG bertengger di level 7.036,41.

IHSG konsisten bergerak di zona hijau sepanjang perdagangan. IHSG bahkan sempat menyentuh level 7.055,87. Namun setelah itu apresiasi indeks terpangkas.

Di pasar reguler asing net buy Rp 369 miliar sedangkan di pasar negosiasi dan tunai asing net sell Rp 396 miliar, sehingga secara total asing net sell Rp 26 miliar.

Bursa saham Asia bergerak variatif hingga siang ini. Indeks Nikkei dan Strait Times melemah masing-masing 1,27% dan 0,05%.

Sementara itu indeks Shang Hai Composite dan Hang Seng masing-masing menguat 1,67% dan 1,48%.

Perkembangan negosiasi Rusia dengan Ukraina bisa menjadi katalis positif untuk berbagai aset berisiko.

Deputi Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin mengatakan bahwa Negeri Beruang Merah akan menurunkan aktivitas militernya secara signifikan di sekitar Ibu Kota Ukraine Kyiv.

Kabar tersebut membuat harga minyak mentah dunia pun melorot. Namun yang masih tetap menjadi pantauan pelaku pasar saat ini adalah inversi yield obligasi pemerintah AS (US Treasury).

Yield US Treasury 5 tahun kini masih berada di level yang lebih tinggi dari yield tenor 30 tahun. Terakhir, yield US Treasury 5 tahun berada di 2,54% sedangkan untuk yield 30 tahun berada di 2,53%.

Inversi yield menunjukkan bahwa risiko jangka pendek lebih besar dari risiko jangka panjang. Pembalikan yield ini juga secara historis menjadi leading indicator akan terjadinya resesi di perekonomian AS.

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia, risiko stagflasi di AS yang meningkat dapat berdampak pada negara-negara lain termasuk Indonesia. Ini yang patut diwaspadai.

Setelah menguat 0,35% di sesi I, bagaimana arah pergerakan IHSG sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks cenderung bergerak menuju level support terdekat di 7.025,75.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak turun mengindikasikan penguatan momentum jual. Namun RSI masih belum menunjukkan adanya tanda-tanda jenuh beli karena berada di area 55,17.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 bergerak di bawah garis EMA 26 dan bar histogram berada di wilayah negatif.

Jika melihat indikator teknikal maka apresiasi IHSG berpeluang untuk terpangkas di sesi II. Indeks kembali berpotensi menguji level 7.026-7.065.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular