Perekonomian Terus Membaik, Dolar Australia Tembus Rp 10.800

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 30/03/2022 13:25 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia menguat melawan rupiah sejak awal pekan kemarin hingga akhirnya kembali menyentuh Rp 10.800/AU$. Jumat lalu dolar Australia sudah menyentuh level tersebut yang merupakan posisi termahal sejak Juli tahun lalu, sebelum akhirnya malah terkoreksi.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 11:56 WIB dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 10.803/AU$, menguat 0,14% di pasar spot. Kemarin penguatannya tercatat sebesar 0,33%.

Perekonomian Australia yang terus menunjukkan perbaikan membuat ekspektasi kenaikan suku bunga di bulan Juni semakin menguat. Kemarin, Biro Statistik Australia melaporkan penjualan ritel di bulan Februari tumbuh 1,8% (month-to-month/mtm), lebih tinggi dari prediksi analis sebesar 1%.


Penjualan ritel Australia kini sudah tercatat tumbuh dalam 3 bulan beruntun.

Semakin banyaknya tanda-tanda pemulihan ekonomi dari Negeri Kanguru membuat dolar Australia yang sempat merosot di bulan ini berbalik menguat. Sepanjang Maret penguatannya kini tercatat lebih dari 3,5%.

Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) kemungkinan akan lebih dulu menaikkan suku bunga ketimbang Bank Indonesia (BI). Sebab, pasar melihat ada peluang suku bunga akan dinaikkan pada bulan Juni setelah inflasi sudah mencapai target dan tingkat pengangguran turun ke level terendah dalam 13 tahun terakhir.

Di sisi lain, BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga di semester II-2022, tetapi masih akan tergantung inflasi di dalam negeri.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, saat pengumuman kebijakan moneter pertengahan bulan ini sekali lagi menegaskan suku bunga akan dipertahankan sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental.

"Saya tegaskan bahwa kebijakan moneter merespon kenaikan inflasi yang bersifat fundamental, yaitu inflasi inti. (Kebijakan moneter) tidak merespon secara langsung kenaikan volatile food maupun administered prices, tidak merespon first round impact, tetapi yang direspon adalah implikasinya," kata Perry saat konferensi pers pasca Rapat Dewan Gubernur (RDG) Kamis (17/3/2022).

Inflasi inti saat ini berada di level 2,03% yang merupakan batas bawah target BI 3% plus minus 1%. Hasil polling Reuters menunjukkan inflasi inti di bulan Maret diprediksi sebesar 2,21%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS