
Laba Petrosea Naik Tipis 4,4% Jadi US$ 33,71 Juta Pada 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten kontraktor pertambangan PT Petrosea Tbk (PTRO) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 22% dari US$ 340,69 juta pada 2020 menjadi US$ 415,74 juta pada 2021.
Dengan meningkatnya pendapatan, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga naik dari US$ 32,28 juta pada 2020 naik 4,4% menjadi US$ 33,71 juta pada 2021.
Seperti dikutip dari laporan keuangan, Rabu (30/3/2022), laba per saham dasar naik tipis menjadi US$ 0,0340 pada 2021 dibandingkan dengan US$ 0,0323 pada 2020.
Sementara itu, total liabilitas perseroan turun 8,6% dari US$ 298,25 juta pada 2020 menjadi US$ 272,51 juta pada 2021. Sedangkan, jumlah ekuitas naik 12,4% dari US$ 231,44 juta pada 2020 menjadi US$ 260,22 juta pada 2021.
Pada tahun 2021, Petrosea terus melanjutkan proses diversifikasi dengan menangkap peluang bisnis baru di proyek mineral lainnya yang merupakan bagian dari implementasi strategi 3D Perusahaan, yaitu Diversifikasi, Digitalisasi, dan Dekarbonisasi sebagai enabler dan pilar kunci perusahaan untuk terus mengembangkan value proposition kepada seluruh stakeholder.
Selain itu, dalam menjalankan usahanya, perusahaan juga tetap berkomitmen untuk memprioritaskan aspek Environmental, Social & Governance (ESG), sekaligus menerapkan strategi keberlanjutan yang sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
Seperti diketahui, Petrosea kini tidak lagi menjadi anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY). INDY sebagai induk usaha berencana mendivestasi usaha lain yang berkaitan dengan batu bara, yakni PT Petrosea Tbk (PTRO).
INDY dan PT Caraka Reksa Optima telah menandatangani suatu perjanjian jual beli saham bersyarat sehubungan dengan rencana penjualan seluruh saham milik INDY di PTRO pada tanggal 18 Februari 2022 dengan tanggal efektif pada 25 Februari 2022.
Berdasarkan perjanjian tersebut, INDY bermaksud untuk menjual seluruh 704,01 juta saham yang mewakili 69,80% kepemilikan saham di PTRO.
Valuasi yang disepakati untuk seluruh saham di PTRO adalah setara dengan jumlah rupiah dari US$ 210 juta. Dengan demikian, perkiraan nilai penjualan dari rencana transaksi adalah setara dengan jumlah rupiah dari US$ 146,58 juta.
Setelah rencana transaksi selesai dilaksanakan, PTRO tidak lagi menjadi anak perusahaan INDY dan tidak akan dikonsolidasi dalam laporan keuangan INDY.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Haji Romo, Crazy Rich Halmahera yang Bikin Petrosea Cuan Gede