Nasib 12 Saham IPO, Banyak yang Cuan, Ada Juga yang Boncos

Aldo Fernando & dhf, CNBC Indonesia
30 March 2022 08:20
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten penghuni baru bursa cenderung memiliki kinerja yang ciamik sejauh ini, per penutupan Selasa (29/3/2022).

Dari 12 saham emiten anyar yang melantai sejak awal tahun ini, 7 di antaranya sukses naik dan bahkan ada yang hingga meroket hampir 2.000% sejak debut perdana.

Selain itu, 6 saham di antaranya berhasil melonjak melebihi kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sudah melesat 6,54% sejak awal tahun (ytd).

Berikut kinerja 12 saham 'anak baru' di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga penutupan Selasa (29/3).

Kinerja 12 Saham Emiten Anyar di BEI hingga 29 Maret 2022

No

Ticker

Emiten

% Sejak IPO

Tanggal IPO

1

ADMR

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk

1930.00

3-Jan-22

2

NETV

PT Net Visi Media Tbk

98.98

26-Jan-22

3

NANO

PT Nanotech Indonesia Global Tbk

54.00

10-Mar-22

4

SEMA

PT Semacom Integrated Tbk

53.33

10-Jan-22

5

STAA

PT Sumber Tani Agung Resources Tbk

33.33

10-Mar-22

6

BIKE

PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk

25.88

21-Mar-22

7

ASLC

PT Autopedia Sukses Lestari Tbk

1.56

25-Jan-22

8

SMKM

PT Sumber Mas Konstruksi Tbk

-1.52

9-Mar-22

9

ENAK

PT Champ Resto Indonesia Tbk

-2.35

8-Feb-22

10

BAUT

PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk

-23.00

28-Jan-22

11

ADCP

PT Adhi Commuter Properti Tbk

-29.23

23-Feb-22

12

NTBK

PT Nusatama Berkah Tbk

-38.00

9-Feb-22

Sumber: BEI | Per Selasa (29/3/2022)

Dari data di atas, saham anak usaha emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), ADMR, menjadi jawara, jauh 'mengasapi' saham-saham anyar lainnya.

Bermodalkan harga saat penawaran saham perdana (IPO) sebesar Rp 100/unit pada 3 Januari 2022, harga saham ADMR saat ini sudah meroket to the moon 1.930% ke Rp 2.030/unit.

Tidak hanya di antara saham-saham pendatang baru, kinerja saham ADMR sukses menjadi nomor satu di bursa saat ini, mengalahkan penghuni lama, seperti emiten batu bara Grup Rajawali PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) yang melambung 432,18% secara ytd.

Mengenai rapor keuangan, ADMR sukses mengalami turnaround alias berhasil membalik rugi pada 2020 menjadi laba sepanjang 2021 seiring pertumbuhan pendapatan bersih.

Menurut laporan keuangan yang terbit di BEI pada 1 Maret 2022, ADMR mencetak laba bersih US$ 155,11 juta, dari sebelumnya rugi bersih US$ 28,28 juta.

Pendapatan bersih ADMR sendiri melesat 273,20% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 460,17 juta.

Selain saham ADMR, saham induk perusahaan media televisi NET TV atau PT Net Visi Media Tbk (NETV) yang resmi melantai pada 26 Januari 2022 juga sukses melesat 98,98% sejak awal debut.

Berbeda nasib, di antara 5 saham yang 'boncos' sejak awal 'manggung', ada 3 saham yang 'terjun' cukup dalam.

Sebut saja, saham produsen baut BAUT malah anjlok 23,00% sejak IPO.

Kemudian, anak usaha emiten BUMN Karya PT Adhi Karya Tbk (ADHI), ADCP, terjungkal hingga minus 29,23%. Saat ini harga saham ADCP berada di bawah cepek atau level Rp 100/unit, tepatnya Rp 92/unit.

Kendati harga sahamnya terbenam cukup dalam, kinerja keuangan pengembang properti terintegrasi tersebut terbilang positif.

ADCP mencatatkan laba bersih sebesar Rp 130 miliar sepanjang 2021. Laba bersih dikontribusikan dari pendapatan usaha sebesar Rp 563 miliar, dengan laba kotor sebesar Rp 146 miliar.

Direktur Utama PT Adhi Commuter Properti Tbk Rizkan Firman mengatakan kinerja perusahaan tetap solid di tengah dinamika perekonomian yang belum sepenuhnya pulih. Meski demikian, minat masyarakat terhadap hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD) masih sangat tinggi sekaligus menjadi penopang.

"Perseroan berhasil melakukan membukukan laba bersih sebesar Rp 130 miliar. Ini menunjukkan kinerja perseroan yang solid dan konsisten serta minat masyarakat yang tinggi terhadap hunian berbasis TOD," kata Rizkan dalam siaran resmi, Senin (21/3/2022).

Berdasarkan laporan keuangan Perseroan, kenaikan profitabilitas ADCP juga ditandai dengan peningkatan Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) dan Margin Laba Bersih (Nett Profit Margin). ADCP mencatatkan Gross Profit Margin 26% pada 2021, naik dari posisi 18% di 2020. Sementara Nett Profit Margin di 2021 menjadi 23%

Tidak ketinggalan, saham perusahaan manufaktur kendaraan bermotor khusus NTBK menjadi yang paling merana di antara saham IPO lainnya. Saham yang melantai pada 9 Februari 2022 ini harus rela harganya cenderung mendekati level gocap atau 50, tepatnya Rp 62/unit.

Dengan kata lain, harga saham NTBK sudah anjlok 38,00% sejak debut di harga Rp 100/unit.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Saham Hillcon Langsung Melesat Usai Resmi Melantai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular