Bursa Asia Ditutup Cerah, Sayang IHSG & Shanghai Lesu

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
29 March 2022 17:03
A man paues in front of an electric screen showing Japan's Nikkei share average outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 5, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (29/3/2022), di tengah sikap investor yang memantau perkembangan konflik Rusia-Ukraina, di mana diskusi damai keduanya akan dilakukan secepatnya pada pekan ini.

Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melonjak 1,12% ke level 21.927,63, Nikkei Jepang melesat 0,92% ke 28.200,43, ASX 200 Australia menguat 0,7% ke 7.464,3, Straits Times Singapura naik tipis 0,06% ke 3.433,9, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,42% ke posisi 2.741,07.

Sementara untuk indeks Shanghai Composite China ditutup melemah 0,33% ke level 3.203,94 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terkoreksi 0,54% ke posisi 7.011,689.

Indeks Hang Seng ditutup melonjak lebih dari 1%, ditopang oleh saham kasino dan saham teknologi yang berhasil menguat pada hari ini.

Saham platform kesehatan, JD Health menjadi pendorong utama Hang Seng hari ini, di mana sahamnya terbang 16%. Hal itu terjadi setelah perseroan berencana untuk melakukan buyback saham hingga 3 miliar dolar Hong Kong selama 24 bulan atau 2 tahun.

Dari Jepang, bank sentral (Bank of Japan/BoJ) berjanji untuk menjaga kebijakan moneter ultra-longgarnya hingga perekonomian dapat pulih sebelum era pandemi virus corona (Covid-19).

BoJ juga masih akan membeli obligasi pemerintah bertenor 10 tahun dalam jumlah tak terbatas untuk mencegah imbal hasil (yield) obligasi naik terlalu jauh.

Namun, BoJ merasa sulit melakukannya. Yield obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun berada di level 0,245% pada hari ini, mendekati batas wajar BoJ di level 0,25%.

Sementara itu di Australia, data penjualan ritel pada Februari 2022 naik 1,8%, melebihi ekspektasi pasar sebesar 1%.

Pasar juga bereaksi terhadap koreksinya harga minyak mentah acuan dunia pada hari ini. Pasar khawatir bahwa permintaan minyak dari China akan berkurang signifikan, seiring kembali diberlakukannya karantina wilayah (lockdown) di kota Shanghai.

Meski sempat ambruk hingga 6% lebih pada perdagangan Senin kemarin waktu setempat hingga pagi hari ini waktu Asia, tetapi koreksi harga minyak mulai terpangkas pada sore hari ini waktu Asia.

Harga minyak jenis Brent berada di US$ 112,21/barel, melemah 0,24% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) terkoreksi 0,22% ke level harga US$ 105,71/barel.

"Shanghai menyumbang 4% dari total konsumsi minyak China. Pasar khawatir wabah itu pada akhirnya dapat mengancam 15,5 [juta barel per hari] minyak yang dikonsumsi negara itu," kata Brian Martin dan Daniel Hynes, analis ANZ Research, dikutip dari CNBC International.

Dari perkembangan konflik Rusia-Ukraina, potensi damai semakin terbuka setelah Rusia dilaporkan sudah menarik sebagian pasukannya di Ukraina.

Mengutip CNBC International, Wali Kota Slavutich, Yuri Fomichev mengatakan pasukan Rusia telah meninggalkan kota setelah melakukan sejumlah survei. Slavutich adalah tempat bekas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl yang sudah beberapa minggu diduduki tentara Negeri Beruang Merah.

"Mereka menyelesaikan pekerjaan yang telah mereka lakukan," kata Fomichev dalam sebuah unggahan video kantor berita setempat.

"Mereka mensurvei kota. Hari ini mereka selesai melakukannya dan meninggalkan kota. Tidak ada (tentara Rusia) di kota sekarang," tambahnya.

Sementara itu, pembicaraan tatap muka antara kedua belah pihak akan dilanjutkan pekan ini, di mana delegasi dari kedua negara akan melakukan perjalanan ke Turki saat pembicaraan dilanjutkan pada hari ini.

Kemarin, pejabat Ukraina mengatakan bahwa mereka tidak akan membuka koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil mengingat pasukan Rusia mungkin merencanakan serangan terhadap rute evakuasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular