
Pecinta Kripto Senyum-Senyum, Bitcoin Sentuh US$ 47.000 Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bitcoin, Ethereum, dan kripto utama lainnya masih bergairah pada perdagangan Selasa (29/3/2022) pagi waktu Indonesia.
Hal ini karena masih adanya serangkaian sentimen bullish di pasar aset digital tersebut meski investor terus memantau perkembangan konflik Rusia-Ukraina dan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, hanya koin digital (token) berjenis stablecoin yakni USD Coin yang melemah pada hari ini.
Sedangkan sisanya terpantau kembali bergairah. Bitcoin menguat 1,54% ke level harga US$ 47.533,2/koin atau setara dengan Rp 682.339.086/koin (asumsi kurs Rp 14.355/US$), Ethereum melesat 2,87% ke level US$ 3.385,21/koin atau Rp 48.594.690/koin.
Selanjutnya Cardano melonjak 2,9% ke US$ 1,2/koin (Rp 17.226/koin), Solana melompat 3,6% ke US$ 109,8/koin (Rp 1.576.179/koin), Terra terbang 6,41% ke US$ 99,48/koin (Rp 1.428.035/koin), dan Avalanche terapresiasi 3,08% ke US$ 92,22/koin (Rp 1.323.818/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
![]() |
Bitcoin berhasil menyentuh kisaran level US$ 47.000 pada pagi hari ini mengikuti serangkaian perkembangan bullish di pasar cryptocurrency, meski investor terus memantau perkembangan konflik Rusia-Ukraina dan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).
Tak hanya Bitcoin saja yang kembali menorehkan kinerja positifnya, kripto utama lainnya juga terpantau cerah.
Meski begitu, reli beberapa kripto alternatif (altcoin) masih lebih tinggi dari Bitcoin, bahkan Ethereum. Hal ini menandakan bahwa selera risiko investor di pasar kripto makin membaik. Beberapa altcoin tersebut yakni Cardano, Solana, Terra, dan Avalanche.
Investor merespons positif dari perkembangan terbaru konflik Rusia-Ukraina, di mana potensi damai semakin terbuka setelah Rusia dilaporkan sudah menarik sebagian pasukannya di Ukraina.
Mengutip CNBC International, Wali Kota Slavutich mengatakan pasukan Rusia telah meninggalkan kota setelah melakukan sejumlah survei. Slavutich adalah tempat bekas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl yang sudah beberapa minggu diduduki tentara Negeri Beruang Merah.
"Mereka menyelesaikan pekerjaan yang telah mereka lakukan," kata Wali Kota Slavutich, Yuri Fomichev dalam sebuah unggahan video kantor berita setempat.
"Mereka mensurvei kota. Hari ini mereka selesai melakukannya dan meninggalkan kota. Tidak ada (tentara Rusia) di kota sekarang," tambahnya.
Hal sama juga dikatakan angkatan bersenjata Ukraina di Kyiv. Beberapa pasukan Rusia telah ditarik dari wilayah itu ke negara tetangga, Belarusia.
"Penarikan unit individu dari komposisi Distrik Militer Timur (Rusia) berlanjut," kata angkatan bersenjata Ukraina dalam pembaruan Facebook.
Meski begitu, investor masih mengevaluasi langkah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang berpotensi semakin agresif dalam menentukan kebijakan moneter untuk mengekang inflasi yang sudah sangat tinggi.
Pejabat The Fed baru-baru ini mengisyaratkan keterbukaan atas potensi kenaikan suku bunga setengah poin persentase jika prospek ekonomi mengharuskan, daripada perubahan seperempat poin persentase yang lebih umum dilakukan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Crypto Crash! Bitcoin Cs Babak Belur, Ada Apa Ini?