Analisis Teknikal

IHSG Konsolidasi, Tapi Belum Jenuh Jual, Ini Buktinya!

Putra, CNBC Indonesia
29 March 2022 07:15
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat cukup kencang pada perdagangan awal pekan ini, Senin (28/3/2022).

IHSG menguat 0,67% ke level 7.049,60 dan berhasil mendekati level all time high-nya di 7.055,34. Indeks sempat melemah di awal perdagangan. Namun tak lama setelah itu IHSG sukses berbalik arah.

Aliran dana asing tak henti-hentinya masuk ke pasar ekuitas domestik. Nilai asing mencapai hampir Rp 856 miliar di seluruh pasar.

Kinerja IHSG terbilang ciamik kemarin. Indeks saham acuan nasional tersebut berhasil menduduki peringkat 1 di kawasan Asia Tenggara dan menjadi runner up di kawasan Asia Pasifik.

Return IHSG hanya kalah dari Hang Seng yang melesat 1,31%. Di posisi ketiga ada bursa saham Thailand dengan SET indeks-nya yang melesat 0,34%.

Untuk hari ini investor perlu mencermati pergerakan harga komoditas energi yang masih melanjutkan tren volatilnya.

Harga minyak mentah Brent ambles lebih dari 5%, setelah Shang Hai kembali memasuki lockdown. Meskipun pembatasan kali ini sifatnya parsial, namun China kembali melaporkan kenaikan kasus Covid-19 terparah sejak pandemi bermula.

Kekhawatiran perlambatan ekonomi China akibat merebaknya Covid-19 membuat harga minyak terkoreksi, mengingat Negeri Tirai Bambu merupakan importir minyak terbesar di dunia.

Setelah berhasil menguat dan menjadi jawara di Asia, bagaimana arah pergerakan IHSG hari ini? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak bahwa indeks bergerak mendekati level resisten terdekat di 7.064.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak naik mengindikasikan penguatan momentum beli. RSI ditutup di level 62,55 dan masih belum menyentuh area jenuh jualnya.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 berada di atas garis EMA 26 namun keduanya cenderung berimpit.

Jika melihat indikator teknikal memang ada peluang untuk IHSG untuk konsolidasi terlebih dahulu. Namun bukan tidak mungkin IHSG berpeluang terkoreksi. Setidaknya indeks akan menguji level 6.942-7.064 untuk hari ini.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular