Mayoritas Bursa Asia Ditutup Ceria, Tapi Nikkei-KOSPI Merana

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 28/03/2022 16:53 WIB
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup menghijau pada perdagangan Senin (28/3/2022), di tengah kembali melonjaknya virus corona (Covid-19) di China yang membuat kota Shanghai kembali diberlakukan karantina wilayah (lockdown).

Indeks Hang Seng Hong Kong kembali memimpin penguatan bursa Asia-Pasifik pada hari ini, setelah sempat terkoreksi pada awal perdagangan hari ini. Hang Seng melesat 1,31% ke level 21.684,97.

Saham teknologi platform delivery China, Meituan menjadi penopang indeks Hang Seng pada hari ini, di mana sahamnya ditutup melonjak 11,56%. Sahamnya naik setelah perseroan membukukan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal keempat tahun 2021 pada Jumat pekan lalu.


Pendapatan perusahaan untuk kuartal IV-2021 mencapai 49,52 miliar yuan (US$ 7,78 miliar), di atas ekspektasi analis rata-rata yang memperkirakan naik menjadi 49,2 miliar yuan, menurut data dari Refinitiv Eikon.

Sedangkan indeks Asia-Pasifik lainnya juga terpantau cukup cerah. Indeks Shanghai Composite China ditutup naik tipis 0,07% ke level 3.214,5, Straits Times Singapura menguat 0,54% ke 3.431,99, ASX 200 Australia juga naik tipis 0,08% ke 7.412,4, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terapresiasi 0,67% ke posisi 7.049,6.

Sementara untuk indeks Nikkei Jepang dan KOSPI Korea Selatan ditutup di zona merah pada hari ini. Indeks Nikkei ditutup merosot 0,73% ke level 27.943,89 dan KOSPI berakhir turun tipis 0,02% ke posisi 2.729,56.

Cerahnya sebagian besar bursa Asia-Pasifik terjadi di tengah kembali melonjaknya Covid-19 di China yang membuat kota Shanghai kembali diberlakukan lockdown

Pemerintah China kembali memberlakukan lockdown, utamanya di kota Shanghai. Hal ini karena jumlah kasus Covid-19 di kota tersebut naik cukup tinggi.

Kota ini mencatat 2.631 kasus baru tanpa gejala, yang menyumbang hampir 60% dari total kasus baru tanpa gejala di China hari itu, ditambah 47 kasus baru dengan gejala.

Di lain sisi, investor juga masih mengamati situasi di Ukraina lebih dekat, setelah serangan dari Rusia sudah berjalan lebih dari satu bulan.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky telah menegaskan kembali bahwa negaranya siap untuk mengadopsi status netral sebagai bagian dari kesepakatan damai dengan Rusia.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken telah berusaha untuk mengklarifikasi komentar Presiden AS, Joe Biden bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin "tidak dapat terus berkuasa".

Kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS cenderung bergerak melemah tipis hari ini, di mana investor masih menunggu rilis data ekonomi pekan ini dan mengawasi rencana kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Rilis data ekonomi di AS pekan ini akan dihiasi oleh data lapangan pekerjaan baru atau JOLTS. ADP (perusahaan layanan penggajian swasta AS) juga akan merilis data penggajian pribadi menjelang laporan pekerjaan bulanan yang diawasi ketat pada Jumat mendatang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor