Analisis Teknikal

Sentuh Level Tertinggi Intraday, IHSG Ambil Napas Sejenak

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 28/03/2022 12:59 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,38% di level 7.029,08 hingga sesi I perdagangan Senin (28/3/2022) berakhir.

Indeks sepertinya tengah mencari pijakan kuat. Ini tercermin dari pergerakan IHSG sejak pagi hari.

IHSG dibuka melemah di level 6.996,32. Namun, IHSG berhasil rebound dan sempat menembus level tertinggi intraday di 7.040,82.


Meski sempat terjadi outflows di awal perdagangan, dana asing kembali membanjiri pasar saham domestik. Asing terpantau net buy Rp 480 miliar di seluruh pasar.

Bursa saham Asia bergerak variatif hingga siang ini. Indeks Nikkai melemah 0,59% dan indeks Shang Hai Composite turun tipis 0,09%.

Indeks Hang Seng memimpin apresiasi dengan penguatan 1,06% disusul oleh indeks Strait Times dan IHSG yang menguat masing-masing 0,38%.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 ditutup menguat 0,44% dan 0,51%. Sedangkan indeks Nasdaq Composite melemah 0,16%.

Harga energi yang tetap tinggi masih membayangi prospek inflasi. Minggu lalu harga kontrak futures Brent naik hampir 9%.

Kenaikan harga minyak juga membuat yield obligasi pemerintah AS 10 tahun melesat mendekati 2,5% yang menjadi level tertingginya dalam dua tahun ini.

Kenaikan yield obligasi pemerintah AS merespons kemungkinan kebijakan the Fed yang akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya.

Pelaku pasar kini mulai memperkirakan bahwa the Fed bisa saja menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada pertemuan selanjutnya.

Merespons rencana the Fed yang agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya, suku bunga KPR AS juga naik.

Melansir CNBC International, suku bunga KPR tetap bertenor 30 tahun kini hampir mencapai 5%. Hal ini kemungkinan besar akan membuat permintaan terhadap rumah dan aset properti melambat.

Di sisi lain, pasar juga masih terus memantau perkembangan antara Rusia dan Ukraina. Terbaru, AS kembali memberikan sanksi tambahan untuk elit dan pejabat politik Rusia.

Setelah menguat 0,38% di sesi I, bagaimana prospek IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks berhasil tembus resisten terdekat di 7.011.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak naik. Namun RSI masih belum menunjukkan adanya tanda-tanda jenuh beli karena berada di area 58,89.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 dan garis EMA 26 membentuk pola menyempit.

Jika melihat indikator teknikal maka IHSG berpeluang untuk terkonsolidasi terlebih dulu. Indeks kembali berpotensi menguji level 7.011-7.055 untuk hari ini.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat