
Ada Kabar Baik dari Rusia & Buruk Dari China, Rupiah Liar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berfluktuasi melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Senin (28/3/2022). Sentimen dari eksternal menjadi penggerak utama rupiah di awal pekan ini.
Melansir data Refinitiv, rupiah sebenarnya membuka perdagangan dengan menguat 0,07% ke Rp 14.330/US$. Tetapi hanya dalam sekejap mata sudah berbalik melemah 0,14% ke Rp 14.360/US$, dan tertahan di level tersebut hingga pukul 9:05 WIB.
Rupiah sudah terlihat bakal melemah sebelum pembukaan perdagangan. Pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih lemah pagi ini ketimbang beberapa saat setelah penutupan perdagangan Jumat pekan lalu menjadi indikasinya.
Periode | Kurs Jumat (25/3) pukul 15:03 WIB | Kurs Senin (28/3) pukul 8:51 WIB |
1 Pekan | Rp14.323,7 | Rp14.349,5 |
1 Bulan | Rp14.336,8 | Rp14.350,0 |
2 Bulan | Rp14.348,7 | Rp14.379,5 |
3 Bulan | Rp14.366,0 | Rp14.400,5 |
6 Bulan | Rp14.438,1 | Rp14.447,0 |
9 Bulan | Rp14.522,3 | Rp14.537,0 |
1 Tahun | Rp14.634,1 | Rp14.650,5 |
2 Tahun | Rp14.975,0 | Rp15.019,7 |
Kabar baik sebenarnya datang dari Eropa. Rusia akhir pekan lalu mengklaim sudah mengurangi jumlah angkatan bersenjata mereka di Ukraina secara signifikan.
"Secara umum, tahap pertama operasi telah selesai," kata Wakil Kepala Pertama Staf Umum Rusia, sekaligus Kolonel Jenderal, Sergei Rudskoy Sabtu (26/3/2022) waktu setempat.
Rudskoy mengatakan Rusia hanya akan berfokus untuk mencapai tahap paling penting. Yaitu mengambil alih Donbas di wilayah Ukraina timur, yang selama ini memang didukungnya keluar dari pemerintah Kyiv.
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenzkyy mengatakan negaranya sedang mendiskusikan untuk mengadopsi status netral sebagai bagian dari kesepakatan damai dengan Rusia, meski demikian kesepakatan tersebut harus ada jaminan dari pihak ketiga, serta diadakannya referendum.
"Jaminan keamanan dan netralitas, status non-nuklir negara kami. Kami siap melakukanya. Ini adalah poin yang paling penting," kata Zelenzkyy dalam pidatonya selama 90 menit kepada wartawan sebagaimana dilansir CNBC International.
Sementara itu kabar kurang bagus datang dari China. Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut kembali akan melakukan karantina wilayah (lockdown) di ibu kota Shanghai.
Keniakan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) membuat pemerintah China melakukan lockdown dengan membagi Shanghai menjadi dua menggunakan patokan Sungai Huangpu. Distrik di sebelah timur sungai, dan beberapa di baratnya, akan dikunci dan diuji antara 28 Maret dan 1 April. Area yang tersisa akan dikunci dan diuji antara 1 dan 5 April.
"Angkutan umum, termasuk layanan ride-hailing, di daerah-daerah ini akan ditangguhkan ketika lockdown," kata pemerintah kota di akun WeChat resminya dikutip Reuters, Minggu (27/3/2022).
Dikatakan juga bahwa semua perusahaan dan pabrik akan menangguhkan produksi atau bekerja dari jarak jauh selama penguncian. Pengecualian bagi mereka yang terlibat dalam menawarkan layanan publik atau memasok makanan.
"Masyarakat diminta untuk mendukung, memahami dan bekerja sama dengan pekerjaan pencegahan dan pengendalian epidemi kota, dan berpartisipasi dalam pengujian asam nuklear secara tertib," tambah pemerintah.
Sebagai negara utama tujuan ekspor, lockdown yang dilakukan China tentunya bisa berdampak ke negara perdagangan Indonesia yang sudah membukukan surplus 22 bulan beruntun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
