Analisis Teknikal

Waspada Gengs! IHSG Rawan Terlempar dari 7.000 Hari Ini

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 28/03/2022 07:16 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,67% di akhir perdagangan pekan lalu, Jumat (25/3/2022). Meskipun melemah IHSG tetap bertengger di level 7.000 atau tepatnya di 7.002,53.

Di sepanjang pekan lalu IHSG berhasil menguat 0,68%. Bersamaan dengan apresiasi IHSG, asing terpantau agresif memborong saham-saham RI.

Banjir dana asing pun kembali berlanjut. Net buy investor asing di pasar reguler mencapai Rp 3,66 triliun. Di seluruh pasar asing net buy senilai Rp 4,02 triliun.


Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentiment dan perkembangan global. Bursa saham AS akhir pekan lalu ditutup bervariasi.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 ditutup menguat 0,44% dan 0,51%. Sedangkan indeks Nasdaq Composite melemah 0,16%.

Harga energi yang tetap tinggi masih membayangi prospek inflasi. Minggu lalu harga kontrak futures Brent naik hampir 9%. Kenaikan harga minyak juga membuat yield obligasi pemerintah AS 10 tahun melesat mendekati 2,5% yang menjadi level tertingginya dalam dua tahun ini.

Kenaikan yield obligasi pemerintah AS merespons kemungkinan kebijakan the Fed yang akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya.

Selain sentiment di atas investor juga dapat mencermati perkembangan psikologis pasar yang tercermin dari indikator teknikal. Berikut ulasannya.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG pekan lalu dan indikator BB, tampak bahwa indeks bergerak mendekati level support terdekat di 6.930.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak turun mengindikasikan penguatan momentum jual. RSI ditutup di level 59,07 dan masih belum menyentuh area jenuh jualnya.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 berada di atas garis EMA 26 namun tampak sudah siap memotong EMA 26 dari atas.

Jika melihat indikator teknikal memang ada peluang untuk IHSG terkoreksi. Setidaknya indeks akan menguji level 6.930-7.032 untuk hari ini.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat