IHSG Terkapar di Zona Merah, Masih Bertahan di Level 7.000
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (25/3/2022) akhir pekan ini, di tengah rapat darurat Blok Barat untuk membahas konflik Rusia-Ukraina yang hingga kini belum usai.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,67% ke level 7.002,53. Pada penutupan perdagangan Kamis kemarin, IHSG berhasil menyentuh rekor tertinggi barunya di level 7.049,69.
Namun pada hari ini, indeks tidak mampu mempertahankan level tertingginya dan ditutup melemah meski masih berada di level psikologis 7.000.
Nilai transaksi indeks hari ini mencapai sekitar Rp 13 triliun. Investor asing pun masih melakukan pembelian bersih sebesar Rp 1,21 triliun di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 820,6 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 391,48 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Asing melakukan pembelian bersih di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 170,1 miliar dan di saham PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 108,1 miliar.
Dari pergerakan sahamnya, saham BMRI ditutup melemah 0,95% di level harga Rp 7.850/unit. Sedangkan saham ASII berakhir ambles 2,66% ke level harga Rp 6.400/unit.
Sebaliknya, penjualan bersih dilakukan asing di saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 31,8 miliar dan di saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar Rp 18,6 miliar.
Saham TLKM ditutup terkoreksi 0,88% ke level Rp 4.520/unit, sedangkan saham ICBP berakhir ambrol 3,97% ke posisi harga Rp 7.250/unit.
Koreksinya IHSG terjadi karena investor mulai merealisasikan keuntungannya setelah beberapa hari sebelumnya menguat dan menyentuh rekor tertinggi barunya.
Lagi pula, IHSG sudah menguat 6,4% sepanjang tahun 2022 (year-to-date/YTD), sehingga koreksi IHSG pada perdagangan akhir pekan ini dinilai wajar.
Di lain sisi, pemulihan ekonomi Indonesia yang solid pada tahun 2022 di tengah ketidakpastian jadi alasan dana investor asing terus mengalir.
Dana Moneter Dunia (International Monetary Fund/IMF) memproyeksikan ekonomi Sang Garuda akan tumbuh 5,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada tahun ini. Perkiraan ini lebih optimis dari pemerintah yang memperkirakan ekonomi tumbuh 5,2% (yoy).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh pembukaan ekonomi paska terkendalinya penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia. Ditambah, tingginya harga komoditas dunia yang menambah pundi-pundi devisa negara lewat ekspor.
Selain itu, pada tahun ini masyarakat Indonesia diperbolehkan untuk melaksanakan mudik saat perayaan Idul Fitri. Demikianlah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui akun youtube Sekretariat Presiden, Rabu malam.
Dengan diperbolehkannya mudik, roda perekonomian bisa berputar lebih kencang sebab konsumsi masyarakat tentunya akan meningkat. Hal ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sementara itu, dari luar negeri, masih ada tekanan sentimen di tengah agenda Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden untuk bertemu dengan para pemimpin Aliansi Pakta Atlantik Utara (North Atlantic Treaties Alliance/NATO) di Brussel, Belgia dalam rapat darurat.
Konflik yang berlarut dan perang sanksi dikhawatirkan melemparkan perekonomian dunia ke jurang resesi yang terutama memukul negara-negara dengan perekonomian yang belum bertumbuh pesat seperti Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)