Cemas Inflasi Makin Tinggi, Investor "Lari" ke Perak
Jakarta, CNBC Indonesia - Kecemasan inflasi dari tingginya harga energi dunia membuat aset lindung nilai aset seperti perak laris manis. Saat permintaan naik, harga akan mengikuti.
Pada Jumat (25/3/2022) pukul 9.46 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 25.66/ton, naik 0,56% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Inflasi dunia terancam naik karena harga minyak dan gas yang tinggi bisa menyebabkan harga barang kebutuhan sehari-hari dan listrik bisa meningkat.
Minyak jenis brent ditutup di US$ 119,03/barel, naik 85% year-on-year (yoy). Sementara minyakjenis West Texas Intermediate(WTI) berada di US$ 112,34/barel. Harga gas alam ikut melonjak 105.96% menjadi US$ 5,3940 MMBtu.
Akibatnya inflasi Amerika Serikat melonjak hingga 7,9% yoy, tertinggi sejak 1982. Sedangkan inflasi di Eropa ditakar bisa mencapai 6,5% yoy bulan Maret.
Aset safe haven adalah lawan bagi inflasi. Karena saat inflasi tinggi, uang jadi tidak bernilai, sehingga membuat logam mulia jadi tempat yang terbaik untuk melindungi nilai uang atau aset.
Selain itu, konflik Rusia-Ukraina meningkat. Para pemimpin Barat menumpuk bantuan militer dan kemanusiaan untuk Ukraina. Mereka juga mengecam invasi Moskow ke tetangganya sebagai "barbarisme" ketika ribuan orang di kota-kota terkepung terlindung di bawah tanah dari pemboman Rusia.
(ras/ras)