
Bursa Asia Finish Mixed, STI Melesat Saat Hang Seng Ambles

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik ditutup beragam pada perdagangan Kamis (24/3/2022), di mana investor mengamati pertemuan antara NATO, Uni Eropa, dan negara-negara yang tergabung dalam Group of Seven (G-7) di di Brussel, Belgia.
Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,25% ke level 28.110,39, Straits Times Singapura melonjak 1,05% ke 3.399,7, ASX 200 Australia naik 0,12% ke 7.387,1, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 0,77% ke posisi 7.049,685.
Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong ditutup merosot 0,94% ke level 21.945,949, Shanghai Composite China melemah 0,63% ke 3.250,26, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,2% ke posisi 2.729,66
Indeks Straits Times Singapura memimpin penguatan bursa Asia-Pasifik pada hari ini, setelah Perdana Menteri (PM) Singapura mengumumkan rencana untuk melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Hal ini membuat saham-saham di Singapura yang sebelumnya terdampak pandemi mulai kembali bangkit, seperti saham maskapai Singapore Airlines ditutup melonjak 3%.
Sedangkan indeks Hang Seng kembali ditutup terkoreksi nyaris 1%, diperberat oleh saham raksasa teknologi China, Tencent yang ambruk 5,91%, setelah perseroan melaporkan bahwa pertumbuhan penjualan pada kuartal IV-2021 tercatat melambat.
Tencent juga mengatakan sedang 'menjajaki' perusahaan induk keuangan untuk WeChat Pay jika diperlukan oleh regulator China.
Di lain sisi, investor di Asia-Pasifik juga memantau pertemuan antara NATO, Uni Eropa, dan negara-negara yang tergabung dalam Group of Seven (G-7) di di Brussel, Belgia hari ini.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden juga ikut pertemuan di Brussel. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy diprediksikan akan ikut dalam pertemuan dengan negara-negara NATO lewat videolink.
Kemarin, ketika membahas perang Rusia-Ukraina, Sekretaris NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa para pemimpin aliansi militer Barat diperkirakan akan menambah pasukan secara signifikan di sepanjang sisi timur.
Biden juga mengindikasikan akan menambah lebih banyak sanksi terhadap Rusia.
Dari data ekonomi di Asia, beberapa negara di kawasan Asia-Pasifik telah merilis data pembacaan awal dari aktivitas manufaktur yang tercermin pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) periode Maret 2022. Adapun negara tersebut yakni Australia dan Jepang.
Dari Australia, data awal PMI manufaktur periode Maret 2022 versi Markit dilaporkan naik menjadi 57,3, dari sebelumnya pada Februari lalu di angka 57.
Sedangkan dari Jepang, data awal PMI manufaktur periode Maret 2022 versi Jibun Bank (Markit) tercatat naik menjadi 53,2, dari sebelumnya pada bulan lalu di angka 52,7.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, dan di atas 50 berarti ekspansi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam
