Analisis Teknikal

Terus-terusan Pecahkan Rekor, IHSG Sesi 2 Mau ke Mana?

Putra, CNBC Indonesia
24 March 2022 13:20
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali cetak rekor. Indeks ditutup menguat 0,61% di level 7.038,45 hingga sesi I perdagangan Kamis (24/3/2022) berakhir.

IHSG sempat tembus level all time high intraday di 7.042,37. Bersamaan dengan penguatan IHSG, asing kembali agresif memborong saham-saham domestik. Net buy asing di pasar reguler terpantau mencapai Rp 770,5 miliar.

Investor kian optimistis membelanjakan investasinya ke saham-saham unggulan di tengah pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan bahwa pondasi ekonomi Indonesia semakin kuat, meski ada tantangan dan ketidakpastian global.

Optimisme tersebut disampaikan pagi ini dalam Economic Outlook 2022 kemarin, yang juga menghadirkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri BUMN Erick Thohir. Keduanya juga membagikan kabar positif.

Pada sore harinya, Jokowi mengumumkan bahwa mudik Lebaran tahun ini kembali dibuka, dengan persyaratan vaksinasi dan booster. Pernyataan tersebut memicu optimisme pasar bahwa prospek ekonomi nasional bakal kembali kuat.

Mayoritas bursa saham Asia juga mengalami apresiasi hingga siang ini. Indeks Straits Times memimpin penguatan dengan apresiasi 1,03% disusul IHSG di posisi kedua.

Setelah melesat di sesi I, bagaimana arah IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG di sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks sempat tembus level resiten terdekat di 7.042.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak naik dan di sesi I menyentuh level 70,4 yang mengindikasikan sudah masuk zona jenuh beli.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 berada di atas dan semakin menjauhi EMA 26 dan batang histogram bergerak di area positif kuat.

Melihat indeks yang sudah masuk area overbought, patut diwaspadai akan terjadi penurunan apresiasi di sesi II.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular