Jam Perdagangan RI Belum Normal Lagi, di Negara Lain Gimana?

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 24/03/2022 15:20 WIB
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jam perdagangan di pasar modal Indonesia telah berubah sejak adanya pandemi Covid-19. Meskipun jam perdagangan menjadi lebih pendek, tetapi nilai transaksi meningkat pesat seiring dengan kenaikan investor ritel domestik.

Sebelum pandemi Covid-19 menyerang, jam perdagangan saham di bursa domestik dibuka sejak 09:00 WIB dan ditutup di 16:30 WIB.

Istirahat siang dimulai sejak 12:00 WIB dan sesi II dimulai pada 13:30 WIB khusus untuk Senin-Kamis. Sedangkan untuk Jumat istirahat siang dimulai lebih awal yaitu di 11:30 WIB sementara sesi II dibuka lebih siang pada 14:00 WIB.


Artinya sebelum Covid-19 durasi jam perdagangan efektif sekitar 5 jam 30 menit. Namun semenjak pandemi muncul hingga sekarang durasi jam perdagangan dipangkas dan waktu efektif trading saham hanya 4 jam 15 menit karena penutupan bergeser maju satu jam menjadi 15:15 WIB.

Lantas dengan durasi perdagangan yang singkat tersebut, bagaimana dengan durasi perdagangan bursa saham lain?

Di Benua Amerika, baik di bursa New York (NYSE), NASDAQ, maupun Kanada (Toronto), rata-rata jam perdagangan efektif berlangsung selama 6,5 jam. Perlu diketahui, jam perdagangan di bursa saham Benua AS tidak menerapkan jam istirahat siang (lunch break).

Sementara itu jam perdagangan di bursa saham Eropa jauh lebih panjang. Rata-rata durasi perdagangan efektif di Eropa lebih dari 8 jam dan jarang yang menerapkan sistem lunch break. Hanya Bursa London saja yang menerapkan istirahat, itupun hanya 2 menit.

Namun untuk negara-negara 4 musim seperti Negara Barat, ada faktor lain juga yang harus diperhatikan. Saat musim panas (summer) mereka menerapkan sistem Daily Saving Time (DST) di AS dan Summer Time di Eropa di mana jam dimajukan 1 jam.

Berbeda dengan Bursa Eropa, rata-rata durasi perdagangan di bursa Asia Pasifik lebih pendek yaitu 5 jam. Kebanyakan juga masih menerapkan periode istirahat siang kecuali India, Arab Saudi, Taiwan, Korea Selatan dan Australia.

Berikut adalah rangkuman perdagangan di bursa saham global mengacu pada Investopedia :

Bursa Amerika

Jam Buka

Jam Tutup

Istirahat Siang

Durasi (Jam)

NYSE

9:30 AM

4:00 PM

No

6.5

NASDAQ

9:30 AM

4:00 PM

No

6.5

Toronto

9:30 AM

4:00 PM

No

6.5

Bursa Eropa

Jam Buka

Jam Tutup

Istirahat Siang

Durasi (Jam)

London

8:00 AM

4:30 PM

12:00 PM - 12:02 PM

8.5

Frankfurt

9:00 AM

5:30 PM

No

8.5

Zurich

9:00 AM

5:20 PM

No

8.5

Amsterdam

9:00 AM

5:30 PM

No

8.5

Stockholm

9:00 AM

5:25 PM

No

8.5

Bursa Asia Pasifik

Jam Buka

Jam Tutup

Istirahat Siang

Durasi (Jam)

Shang Hai

9:30 AM

3:00 PM

11:30 AM - 1:00 PM

4

Shenzhen

9:30 AM

2:57 PM

11:30 AM - 1:00 PM

4

Tokyo

9:00 AM

3:00 PM

11:30 AM - 12:30 PM

5

Hong Kong

9:30 AM

4:00 PM

12:00 AM - 1:00 PM

5.5

India

9:15 AM

3:30 PM

No

6.25

Riyadh

10:00 AM

3:00 PM

No

5

Korea

9:00 AM

3:30 PM

No

6.5

Taiwan

9:15 AM

1:30 PM

No

4.25

Indonesia

9:00 AM

3:00 PM

11:30 AM - 1:30 PM

4

Australia

10:00 AM

4:00 PM

No

6

Kendati jam perdagangan di bursa saham domestik dipangkas dan belum kembali ke aturan pra-pandemi, rata-rata transaksi hariannya meningkat tajam.

Nilai rata-rata transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2019 tercatat mencapai Rp 8,14 triliun. Saat pandemi terjadi di tahun 2020, rata-rata transaksi hariannya naik 13,1% menjadi Rp 9,21 triliun.

Kenaikan fantastis terjadi tahun lalu. Data BEI mencatat, rata-rata nilai transaksi harian di bursa mencapai Rp 13,37 triliun atau naik 45,2% secara year on year (yoy) dan 64,3% lebih tinggi dari sebelum pandemi.

Peningkatan yang tajam juga dibarengi dengan kenaikan jumlah investor domestik. Jika pada 2019 jumlah investor domestik hanya 2,48 juta, per Desember 2021 jumlahnya naik menjadi 7,49 juta.

Pada 2020 investor domestik di saham, obligasi dan reksa dana baru mencapai 3,88 juta. Artinya dalam kurun waktu 2 tahun investor Tanah Air naik 202%.

Bahkan berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per Februari 2022, jumlah investor saham, obligasi dan reksadana domestik mencapai 8,1 juta.

Periode

Avg Daily Trade Value (Rp Triliun)

Investor

2019

8.14

2.48

2020

9.21

3.88

2021

13.37

7.49

Sumber : BEI & KSEI

Semakin meningkatnya peran investor domestik terutama ritel juga tercermin dari kepemilikan di C-BEST yang mencapai hampir 59%. Artinya kepemilikan asing di aset lokal hanya 41%. Padahal di 2019 kepemilikan asing masih 44%.

Meskipun jumlah investor Tanah Air semakin banyak, namun jika dibandingkan dengan proporsi populasi yang sudah masuk kategori investor masih kecil. Populasi masyarakat Indonesia mencapai 270 juta jiwa. Jika jumlah investor mencapai 8 juta artinya hanya 3% dari populasi saja yang sudah melek investasi. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat