
Pasar Saham Loyo, Bitcoin cs Bangkit.. Ada yang Lompat 12%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas kripto utama kembali bergairah pada perdagangan Kamis (24/3/2022) pagi waktu Indonesia, meski di pasar saham global cenderung terkoreksi pada hari ini.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:05 WIB, hanya koin digital (token) XRP dan satu token berjenis stablecoin yakni USD Coin yang melemah cenderung tipis pada hari ini.
XRP turun 0,18% ke level harga US$ 0,8343/koin atau setara dengan Rp 11.985/koin (asumsi kurs Rp 14.365/US$).
Sedangkan sisanya terpantau kembali cerah. Bitcoin menguat 1,26% ke level harga US$ 42.839,44/koin atau sekitar Rp 615.388.556/koin, Ethereum melesat 2,39% ke level US$ 3.028,06/koin atau Rp 43.498.082/koin.
Selanjutnya Terra melonjak 2,42% ke US$ 95,07/koin (Rp 1.365.681/koin), Cardano meroket 12,64% ke US$ 1,1/koin (Rp 15.802/koin), dan Solana melompat 4,5% ke US$ 94,41/koin (Rp 1.356.200/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
![]() |
Bitcoin cenderung bertahan di kisaran level US$ 42.000 pada hari ini, sedangkan kripto utama lainnya juga cenderung kembali cerah pada hari ini. Sentimen bullish kembali menghampiri pasar kripto, setelah pada awal tahun dihadapi oleh sentimen bearish.
Di lain sisi, kinerja cryptocurrency alternatif (altcoin) yang semakin baik menandakan bahwa selera risiko investor kripto makin pulih.
Beberapa analis memperkirakan harga kripto utama akan tetap tinggi dalam jangka pendek, menandakan bahwa reli bantuan cenderung akan terjadi dalam jangka pendek.
"Akan ada batas atas harga aset berisiko, tergantung pada seberapa besar kenaikan suku bunga [Federal Reserve]," kata Justin Chuh, trader di Wave Financial, dikutip dari CoinDesk.
Chuh juga menyebutkan bahwa beberapa trader belum memposisikan di harga terendah. Sebaliknya, trader telah melepaskan aset lindung nilai dan menjual kontrak volatilitas karena harga kripto sudah relatif lebih stabil.
Harga kripto yang kembali cerah terjadi di tengah melonjaknya kembali harga minyak mentah dunia pada perdagangan Rabu kemarin hingga pagi hari ini.
Pada perdagangan pagi hari waktu Asia, harga minyak jenis Brent melonjak 1,36% ke level US$ 123,25 per barel, sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) melesat 1,08% ke level US$ 116,17 per barel.
Harga minyak telah bergejolak selama berminggu-minggu sejak agresi militer Rusia ke Ukraina karena investor menilai adanya dampak perang terhadap pasokan minyak dunia, apalagi dengan adanya sanksi ekonomi dari Barat terhadap Rusia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky meminta negara-negara lain untuk memberi tekanan terhadap Rusia dengan mengklaim konflik telah berada di jalan buntu. Dengan situasi demikian, investor aktivis terkenal, Carl Icahn memperkirakan ada potensi resesi ekonomi di AS.
Di lain sisi, cerahnya pasar kripto juga terjadi di tengah masih menguatnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) bertenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar.
Pada penutupan perdagangan kemarin, yield Treasury tenor 10 tahun melonjak mencapai level 2,41%, yang menjadi level tertinggi sejak Mei 2019.
Kenaikan terjadi sejak bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 0,25-0,5%. Hal itu merupakan kenaikan suku bunga acuan untuk pertama kali.
The Fed membuka peluang kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 bp dan mengindikasikan kenaikan enam kali di tahun ini. Pada Senin lalu, Ketua The Fed Jerome Powell kembali menyatakan bahwa akan mengambil tindakan agresif terhadap inflasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Crypto Crash! Bitcoin Cs Babak Belur, Ada Apa Ini?