Bursa Asia Bergairah Lagi, Sayangnya IHSG Loyo

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
23 March 2022 17:03
A passerby walks past an electronic board displaying a graph showing recent movement of Japan's Nikkei average outside a brokerage in Tokyo, Japan, October 11, 2018. REUTERS/Issei Kato
Foto: Ilustrasi Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik kembali ditutup cerah bergairah pada perdagangan Rabu (23/3/2022), di mana investor masih mengamati harga minyak dunia dan mengevaluasi prospek dari kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).

Indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan bursa Asia-Pasifik pada hari ini dan ditutup melonjak 3% ke level 28.040,16. Saham SoftBank Group dan Fast Retailing menjadi pendorong indeks Nikkei hari ini, di mana saham SoftBank Group ditutup terbang 7,22% dan saham Fast Retailing melonjak 5,21%.

Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong menjadi runner up di Asia-Pasifik pada hari ini, dengan ditutup melonjak 1,21% ke level 22.154,08. Saham Xiaomi menjadi penopang indeks Hang Seng hari ini.

Saham Xiaomi ditutup melesat 4,08%, setelah perseroan berencana untuk melakukan buyback saham di pasar terbuka "dari waktu ke waktu" dengan harga agregat maksimum 10 miliar dolar Hong Kong (US$ 1,28 miliar). Perseroan juga melaporkan kenaikan laba bersih kuartal IV-2021 sebesar 21,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Selasa kemarin.

Sementara untuk indeks Shanghai Composite China ditutup menguat 0,34% ke level 3.271,03, Straits Times Singapura bertambah 0,42% ke 3.364,26, ASX 200 Australia terapresiasi 0,5% ke 7.377,9, dan KOSPI Korea Selatan melesat 0,92% ke posisi 2.735,05.

Hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup di zona merah pada hari ini, yakni melemah tipis 0,07% ke level 6.996,115.

Bursa saham Asia-Pasifik yang secara mayoritas kembali menguat mengindikasikan sentimen global makin membaik. Namun, investor masih mengamati harga minyak dunia dan mengevaluasi prospek dari kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Pada sore hari ini waktu perdagangan Asia, harga minyak mentah jenis Brent melonjak 1,24% menjadi US$ 116,91 per barel, sedangkan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) melesat 1,13% ke level US$ 110,50 per barel.

Ketua The Fed, Jerome Powell memberikan pernyataannya pada Senin lalu bahwa The Fed akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi.

"Jika kami menyimpulkan bahwa pantas untuk bergerak lebih agresif dengan menaikkan suku bunga federal fund lebih dari 25 basis poin pada tiap pertemuan, kami akan melakukannya," kata Powell pada hari Senin kepada National Association for Business Economics.

Investor bertaruh bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari yang diperkirakan pada pekan lalu.

Di lain sisi, pelaku pasar di Asia-Pasifik juga terus memantau perkembangan terbaru dari perang antara Rusia dengan Ukraina.

Pada Kamis besok, Presiden AS, Joe Biden dijadwalkan akan menggelar pertemuan dengan anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO) dengan pemimpin G-7 dan berpidato di depan para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan Dewan Eropa.

Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan bahwa Biden dan negara-negara Eropa akan mengumumkan sanksi terbaru terhadap Rusia dan langkah-langkah baru untuk memperketat sanksi yang telah ada.

Di lain sisi, Biden menilai bahwa Rusia sedang "terbentur tembok", karena perang dengan Ukraina menurut dia "mendekati jalan buntu".

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular