Pagi yang Cerah! IHSG Dibuka Hijau, Bertahan di Atas 7.000

Putra, CNBC Indonesia
23 March 2022 09:17
Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah tembus level penutupan tertingginya di sepanjang sejarah kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,14% ke level 7.010,84 pagi ini, Rabu (23/3/2022).

IHSG terpantau naik 0,17% di level 7.012,61 pada 09.08 WIB. Asing kembali mencatatkan inflow dengan net buy di pasar reguler mencapai Rp 70,81 miliar.

Saham yang paling banyak diborong asing adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan net buy masing-masing senilai Rp 33 miliar dan Rp 11 miliar.

Saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) dengan net sell masing-masing senilai Rp 1,6 miliar dan Rp 1,5 miliar.

Mayoritas bursa saham Asia kembali bergerak di zona hijau pada perdagangan pagi ini. Indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan dengan apresiasi 2,73% dan disusul Hang Seng yang naik 1,34%.

Dini hari tadi tiga indeks saham acuan Wall Street kembali ditutup di zona hijau. Indeks Dow Jones naik 0,74% disusul S&P 500 yang naik 1,13% dan Nasdaq Composite melesat 1,95%.

Pasar saham AS masih mampu menguat meskipun imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS mengalami kenaikan yang tajam.

Yield obligasi pemerintah AS 10 tahun terpantau naik 10 basis poin (bps) dan sekarang berada di level 2,41%.

Kenaikan yield US Treasury menandakan bahwa harganya sedang terkoreksi. Naiknya yield atau imbal hasil dipicu oleh pernyataan bos The Fed Jerome Powell.

Dalam pidatonya di hadapan National Association for Business Economics, Powell mengatakan inflasi di Amerika Serikat terlalu tinggi dan bisa membahayakan pemulihan ekonomi.

Powell menegaskan akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi bisa terkendali, bahkan tidak menutup kemungkinan kenaikan sebesar 50 basis poin.

Di sisi lain, perbincangan antara Rusia dan Ukraina seputar gencatan senjata juga masih buntu. Kemarin Ukraina dilaporkan menolak ultimatum Rusia untuk menyerahkan kota pelabuhannya yaitu Mariupol.

Sentimen terkait inflasi, kebijakan moneter serta perkembangan perang antara Rusia dan Ukraina akan tetap menjadi sorotan utama pelaku pasar saat ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular