
Aduh, Harga Emas Turun Lagi...

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali turun dan melanjutkan tren pelemahan. Pada Rabu (23/3/2022) pukul 06:10 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.919,68/troy ons. Melemah 0,09% dari hari sebelumnya.
Pada perdagangan kemarin, harga emas ditutup melemah 0,75% ke US$1.921,44/troy ons. Padahal, harga sang logam mulia sempat naik pada perdagangan awal pekan.
Pekan lalu, harga emas sempat naik pada Rabu (16/3/2022) dan terus menguat pada perdagangan hari berikutnya. Namun, harga turun pada perdagangan akhir pekan.
Dalam seminggu terakhir, harga emas membukukan koreksi 0,43% secara point-to-point. Namun dalam sebulan masih naik 0,87% dan meningkat 6,35% dalam setahun.
"Fakta bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga 50 bps dibandingkan proyeksi sebelumnya 25 bps membuat harga emas turun. Namun, situasi Rusia-Ukraina kemungkinan menjaga harga emas," Bob Haberkorn, market strategist senior RJO, dikutip dari Reuters.
Seperti diketahui, Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan The Fed akan menerapkan kebijakan lebih hawkish seiring melonjaknya inflasi Amerika Serikat. Dia juga memberi sinyal bahwa bank sental AS akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps.
"Jika kami menyimpulkan saatnya untuk bergerak lebih agresif dengan menaikkan suku bunga dana federal lebih dari 25 basis poin pada pertemuan lainnya, kami akan melakukannya," tutur Powell di acara National Association for Business Economics, Selasa (22/3), dikutip dari Reuters.
Posisi hawkish Powell tersebut diyakini akan mendorong kenaikan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah Amerika Serikat. Sebaliknya, hal itu akan menjatuhkan harga emas karena emas tidak menawarkan imbal hasil.
Meskipun keputusan The Fed akan sangat menentukan harga emas tetapi pergerakan harga komoditas tersebut juga masih dipengaruhi konflik Rusia-Ukraina. Jika konflik semakin memanas, harga emas bukan tidak mungkin akan kembali melambung.
"Meskipun harga emas berfluktuasi sekarang ini tetapi asset manager tetap memasukkan emas sebagai aset hedging inflasi dan perlambatan ekonomi," tutur Ole Hansen, analis dari Saxo Bank, seperti dikutip Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Kendurkan Laju Suku Bunga, Harga Emas Melesat 1%!`