Fed Mau Perangi Inflasi, Dow Futures Kompak Menguat
Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa (22/3/2022).
Para investor menimbang pernyataan Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell yang mengindikasikan adanya kenaikan suku bunga yang lebih tinggi untuk memerangi inflasi.
Kontrak futures indeks Dow Jones naik 132 poin atau menguat 0,4%. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq naik yang masing-masing sebesar 0,3%.
Kemarin, saham Nike melonjak lebih dari 5% di beberapa jam setelah perdagangan ditutup setelah perusahaannya melaporkan kinerja keuangan yang melampaui ekspektasi pasar di kuartal III, didukung oleh permintaan yang kuat di Amerika Utara.
Sesi perdagangan kemarin bergejolak karena Powell berjanji untuk mengambil "langkah-langkah yang diperlukan" untuk menekan inflasi, kurang dari sepekan setelah The Fed menaikkan suku bunga acuannya untuk pertama kali sejak 2018.
Powell mengatakan inflasi terlalu tinggi dan suku bunga dapat meningkat lebih banyak dari 25 basis poin yang disetujui sebelumnya, jika diperlukan.
Di pasar reguler kemarin, indeks Dow Jones jatuh 201,94 poin atau melemah 0,6% menghentikan kemenangannya selama 5 hari beruntun. Sementara itu, indeks S&P 500 berakhir sedikit lebih rendah setelah naik sebanyak 0,4% selama sesi perdagangan. Nasdaq turun 0,4% ke 13.838,46 setelah terkoreksi sebanyak 1,5%.
"Saya pikir pasar sedang mencari peluang seperti komoditas energi. Pasar juga akan menemukan lebih banyak peluang di bidang keuangan karena suku bunga naik dan saham teknologi terlihat sangat murah bagi saya," tutur Ketua Perencana Investasi Yardeni Research Ed Yardeni dikutip dari CNBC International.
Sementara itu, harga minyak turun hari ini, setelah naik tajam di sesi sebelumnya. Mengekor berita bahwa Uni Eropa sedang mempertimbangkan larangan minyak Rusia. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun sebanyak 2%, ke US$ 109,63/barel dan jenis Brent jatuh sebanyak 1,4% ke US$ 113,87/barel.
Investor masih mengamati situasi di Eropa Timur, di mana Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Rusia "melawan tembok", karena perang dengan Ukraina mendekati jalan buntu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)