Fahrenheit, Robot Trading yang Diduga Menipu Hingga Rp 5 T!

dhf, CNBC Indonesia
22 March 2022 16:59
Investasi Bodong Kian Marak, Bibit Ajak Masyarakat Jadi Investor Bijak
Foto: Dok Bibit

Jakarta, CNBC Indonesia - Robot trading Fahrenheit menbuat heboh. Platform investasi ini diduga menipu korbannya hingga triliunan rupiah.

Polisi telah menerima 100 aduan terkait penipuan yang dilakukan robot trading tersebut. Artis Chris Ryan menjadi salah satu pihak yang melaporkan platform yang semula ia kira memiliki sistem trading asli.

Ia tak menyangka belakangan Fahrenheit masuk kategori investasi bodong. Chris menduga total kerugian korban mencapai Rp 5 triliun.

"Sistemnya itu real trading. Yang kami pikir tadinya adalah trading, di saat masa pandemi seperti ini, kami melihat ini adalah potensi digital ekonomi, di mana kita bisa menambah tambahan masukan income dari digital trading. Yang kami pikir tadinya adalah trading, dan di saat regulator masuk dan memberantas investasi bodong, sebenarnya kami santai-santai saja karena kami tidak berpikir Fahrenheit adalah investasi bodong," tuturnya seperti dikutip dari Detik.com, Selasa (22/3/2022).

Kejanggalan mulai terjadi pada Januari 2022. Para member tidak bisa melakukan withdraw dari Fahrenheit. Hal tersebut berlangsung hingga Maret 2022.

"Selama satu jam me-margin call-kan, me-loss-kan, semua investasi hilang dan itu diduga sampai Rp 5 triliun," tuturnya.

Di sisi lain, salah satu korban yang pertama kali melaporkan kasus tersebut, Murni Wyati, juga ikut menjelaskan bagaimana robot trading Fahrenheit telah merugikan dirinya beserta ratusan korban lainnya.

"Kami (tujuh orang) melaporkan penipuan investasi robot trading Fahrenheit yang dimanipulasi dan tidak sewajarnya. Anggota ada 700 sampai 1.000 orang, khusus di sekitar 700 dan ada paguyuban lain yang belum sampai di sini dan akan segera menyusul," jelas Murni.

Dikatakannya, investasi yang dilakukan para nasabah dari kisaran USD 500 sampai USD 1,5 juta.

"Awalnya aman-aman saja trading tiap hari profit, lalu pada tanggal 28 Januari itu diberhentikan dengan alasan mengurus perizinan. Dan dibekukan karena izinnya tidak lengkap, kemudian mereka menjanjikan 25 Februari akan trading dan bisa withdraw. Pada akhirnya tidak terjadi, diundur sampai 7 Maret, malamnya tiba-tiba trading lagi dan minusnya luar biasa. Yang terus-menerus tanpa stop sampai uang terkuras," katanya.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diduga Tipu Korban Rp 5 T, Begini 'Wajah' Robot Fahrenheit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular