Kilang Minyak Arab Saudi Digempur, Harga Minyak Melambung
Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi di kilang minyak Arab Saudi di Yanbu telah diserang pesawat tak berawak semalam yang diklaim oleh kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman. Akibatnya harga minyak dunia terdorong pada perdagangan hari ini.
Pada Senin (21/3/2022) pukul 14.55 WIB harga minyak mentah jenis Brent tercatat US$ 111,85/barel, melonjak 3,63% dibandingkan dengan posisi kemarin. Sementara minyak jenis light sweet tercatat US$ 108,85/barel, melesat 3,96%.
Kelompok Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran menembakkan rudal dan pesawat tak berawak ke fasilitas desalinasi energi dan air Saudi. Hal ini menyebabkan penurunan sementara produksi di kilang menurut laporan Kementerian Energi Saudi dan media pemerintah, Minggu (20/3/2022).
Serangan drone menghantam terminal distribusi produk minyak bumi di wilayah Jizan selatan, pabrik gas alam, dan kilang Yasref di pelabuhan Laut Merah Yanbu.
"Serangan terhadap fasilitas Yasref telah menyebabkan pengurangan sementara dalam produksi kilang, yang akan dikompensasikan dari persediaan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Sebagai informasi, Yasref adalah singkatan dari Yanbu Aramco Sinopec Refining Co., perusahaan patungan antara Saudi Aramco dan China Petrochemical Corporation (Sinopec), menurut situs web kilang.
Koalisi militer pimpinan Saudi mengatakan serangan pada Sabtu malam dan Minggu pagi juga menargetkan pabrik desalinasi air di Al-Shaqeeq, pembangkit listrik di Dhahran al Janub dan fasilitas gas di Al-Shaqeeq Khamis Mushait.
Kemudian pada hari Minggu, pabrik distribusi Aramco lainnya diserang di kota Laut Merah Jeddah. Menyebabkan kebakaran di salah satu tank, menurut koalisi yang dipimpin Saudi.
Api dapat dikendalikan dan tidak menimbulkan korban, katanya. CEO Aramco Amin Nasser mengatakan pasokan ke pelanggan tidak terdampak dari serangan tersebut.
Serangan ini menimbulkan kekhawatiran para pelaku pasar akan menipisnya pasokan dunia di tengah ancaman embargo minyak Rusia oleh Uni Eropa mengikuti langkah Amerika Serikat.
Pasalnya Arab Saudi merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia. BP Statistic mencatat produksi minyak sepanjang 2020 sebesar 11,04 juta barel per hari. Jumlah ini setara 12,5% total produksi minyak mentah dunia.
(ras/vap)