
Sulit Cuan, The Fed Bikin Harga Perak jadi Tak Gerak

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia masih belum keluar dari tren sideways di US$ 25/ons. Kenaikan suku bunga dan sentimen konflik geopolitik yang mereda menahan laju safe haven.
Pada Senin (21/3/2022) pukul 09.12 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 25,08/ons, naik 0,52% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Penahan laju perak adalah kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) yang membuat aset logam mulia menjadi kalah menarik dibandingkan dengan obligasi pemerintah AS.
Harga emas melemah setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memutuskan menaikkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu lalu menjadi 0,25%-0,5%.
Kenaikan suku bunga membuat kilau emas sedikit memudar karena imbal hasil (yield) obligasi umumnya terkerek mengikuti kenaikan suku bunga acuan. The Fed kemungkinan mengerek kembali suku bunga enam kali tahun ini hingga menjadi 1,75-2%.
Suku bunga merupakan salah satu "musuh" utama perak, ketika suku bunga di AS naik maka daya tarik perak sebagai aset tanpa imbal hasil akan menurun. Selain itu,opportunity cost berinvestasi perak juga akan mengalami peningkatan.
Di sisi lain, investor terus mengamati dinamika konflik di Eropa Timur. Serangan tetap dilancarkan meskipun upaya pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina pada minggu sebelumnya. Pasukan Rusia dan Ukraina berjuang untuk kota pelabuhan Ukraina Mariupol. Di sana penduduk terjebak dengan sedikit makanan, air dan listrik.
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Pede Ekonomi AS Baik-baik Saja, Harga Perak Selip