Kabar Baik Buat IHSG! Bursa Asia Dibuka Cerah Ceria

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
21 March 2022 08:55
A passerby walks past an electronic board displaying a graph showing recent movement of Japan's Nikkei average outside a brokerage in Tokyo, Japan, October 11, 2018. REUTERS/Issei Kato
Foto: Ilustrasi Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung menguat pada perdagangan Senin (21/3/2022), di mana investor merespons positif dari keputusan suku bunga acuan bank sentral China dan positifnya dialog antara Presiden Amerika Serikat (AS) dengan Presiden China terkait konflik di Ukraina.

Indeks Hang Seng dibuka melesat 1,1%, Shanghai Composite China naik tipis 0,07%, Straits Times Singapura menguat 0,42%, ASX 200 Australia bertambah 0,41%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,4%.

Sementara untuk indeks Nikkei Jepang hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional memperingati hari Ekuinoks Musim Semi.

Bank sentral China (People Bank of China/PBoC) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya. Untuk suku bunga pinjaman bertenor 1 tahun masih bertahan di level 3,7%, sedangkan suku bunga pinjaman bertenor 5 tahun tetap di level 4,6%.

Keputusan PBoC ini sesuai dengan survei Reuters yang memperkirakan suku bunga pinjaman China tetap tidak berubah pada penetapan Maret. Namun dari 36 lembaga, hanya setengahnya yang memperkirakan demikian.

Sedangkan sisanya mengharapkan bahwa PBoC akan memangkas suku bunga pinjaman jangka menengah pada pekan ini, karena mereka menyambut baik dari rencana Beijing yang akan meluncurkan lebih banyak langkah-langkah stimulus untuk mendorong ekonomi China pulih kembali.

Selain itu, investor di Asia juga akan memantau pergerakan pasar saham Hong Kong pada hari ini, di mana indeks Hang Seng melesat lebih dari 4% sepanjang pekan lalu. Meski melesat, sejatinya pergerakan Hang Seng pada pekan lalu cenderung berfluktuasi.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung cerah juga mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang kembali ditutup cerah pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu.

Indeks Dow Jones ditutup melesat 0,8% ke level 34.754,93, S&P 500 melonjak 1,17% ke posisi 4.463,12, dan Nasdaq melompat 2,05% menjadi 13.893,84.

Wall Street mendapat angin segar setelah diadakannya dialog antara Presiden AS, Joe Biden dan Presiden China, Xi Jinping mengenai konflik di Ukraina. Keduanya ingin konflik segera berakhir. Hal ini yang kemudian diapresiasi oleh pasar.

Biden dan Xi menekankan langkah diplomatik sebagai solusi konflik antara Rusia dan Eropa Timur. Pihak AS memberi peringatan kepada China agar tidak memberikan dukungan material untuk Rusia. Sementara China meminta aliansi NATO untuk membuka dialog dengan Rusia.

"Pembacaan dari pertemuan itu seperti yang diharapkan," ujar Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities di New York.

"Mengenai Rusia, Ukraina, pasar lebih positif pada berita dari front diplomatik daripada negatif pada eskalasi," tambahnya.

Dialog kedua negara poros ekonomi dunia tersebut diharapkan dapat menenangkan reli harga minyak. Ini tentunya jadi sentimen positif bagi pasar ekuitas.

Sebab harga minyak yang terlampau tinggi meningkatkan risiko krisis energi yang akan memperlambat laju ekonomi. Terlebih lagi saat ini ekonomi dunia masih tahap pemulihan.

"Setidaknya untuk minggu ini minyak telah menemukan levelnya. Itu positif bagi pasar karena kenaikan harga minyak membebani pikiran konsumen sebagai indikator inflasi," kata Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers di Greenwich.

Meski begitu, harga minyak mentah dunia terpantau kembali melesat pada perdagangan pagi hari ini waktu Asia. Harga minyak jenis Brent melesat 2,16% ke level US$ 110,26/barel, sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga melonjak 2,4% ke level US$ 107,21/barel.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular