Analisis Teknikal

Bursa RI Kebanjiran Duit Asing, IHSG Bisa Tembus 7.000 Lagi ?

Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 18/03/2022 07:46 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,4% di level 6.964,39 pada perdagangan kemarin, Kamis (17/3/2022).

Di awal-awal IHSG sempat menguat dan tembus ke level All Time High-nya sepanjang masa di 7.032,70. Meskipun koreksi IHSG terpangkas, asing kembali net buy jumbo.

Asing net buy di pasar reguler sebesar Rp 708,13 miliar. Sementara di pasar negosiasi dan tunai asing terpantau net buy Rp 146,56 miliar sehingga di seluruh pasar inflow asing kemarin mencapai Rp 854,69 miliar.


Sentimen datang dari dalam dan luar negeri. Dari luar negeri seperti yang sudah diperkirakan, bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps pada pertemuan Maret 2022.

The Fed memutuskan untuk memulai kebijakan moneter ketatnya untuk mencoba cooling down ekonomi AS yang tengah overheat karena inflasi naik signifikan.

Kendati The Fed menaikkan suku bunga acuannya. Dari dalam negeri Geng MH Thamrin yakni Bank Indonesia (BI) memilih untuk tetap kalem.

Sebagaimana yang sudah diperkirakan oleh pelaku pasar dan ekonom, BI tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate di 3,5%.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas inflasi, nilai tukar dan sistem keuangan serta upaya mendukung pemulihan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat.

Untuk perdagangan hari ini, bagaimana prospek dan arah pergerakan IHSG? Berikut analisis teknikalnya.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak bahwa indeks gagal mempertahankan posisinya di level resisten terdekat di 6.989 meski sempat tembus ke atas 7.000

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak turun yang menunjukkan penguatan momentum jual. Terakhir, RSI masih berada di level 58,75 pada penutupan perdagangan. Namun dengan perkembangan tersebut indeks belum menunjukkan adanya indikasi jenuh jual.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 tetap berada di atas garis EMA 26 dan bar histogram bergerak naik di zona positif meski terbatas.

Jika melihat indikator teknikal maka ada peluang IHSG menguat namun cukup terbatas. Indeks kembali berpotensi menguji level psikologis 6.895-7000 untuk hari ini.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat