
Makin Naik, Dana Kelolaan Reksa Dana Tema ESG Tembus Rp 3,5 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Makin banyak perusahaan yang mengedepankan bisnis yang bertanggung jawab berasaskan Environmental Social Governance (ESG). ESG pun menjadi tren yang terus diangkat dan semakin banyak perusahaan yang berkomitmen untuk emisi 0%.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan tren ini tidak cuma terjadi di berbagai dunia dan negara maju, tapi juga di Indonesia.
Buktinya, jumlah produk dan dana kelolaan reksa dana dengan tema ESG meningkat drastis.
"Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan dana kelolaan reksa dana dengan tema ESG meningkat dari hanya Rp 42 miliar pada 2016 menjadi Rp 3,5 triliun pada 2021," kata Hasan, Kamis (17/3/2022).
Secara rinci, pada 2017 dana kelolaan tema ESG naik menjadi Rp 253 miliar, Rp 730 miliar pada 2018, Rp 1,7 triliun pada 2019, 2020 sebesar Rp 3,06 triliun, dan menjadi Rp 3,5 triliun hingga 2021.
Secara produk pada 2016 hanya ada satu produk saja, sedangkan pada saat ini sudah naik hingga 82 kali.
"Investor dan beragam institusi di dunia makin menyadari aspek ESG dalam menempatkan portofolio mereka dengan memperhatikan dampak lingkungan dan tata kelola," jelas Hasan.
Secara perusahaan, Hasan Fawzi menilai, perusahaan yang matang adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan aspek ESG dalam tata kelolanya.
"Jadi posisi tingkat maturity terakhir dari perusahaan adalah pada saat perusahaan berhasil menginternalisasi dan menjadikan praktik ESG sebagai bagian dari value keseharian seluruh insan perusahaan," kata Hasan.
Menurutnya, kalau sudah diinternalisasi dan menjadi bagian keseharian value perusahaan, sebetulnya itu adalah end game-nya. Namun begitu, Hasan mengakui implementasi ESG tidak bisa dilakukan secara serta merta. Sehingga perlu dilakukan secara bertahap.
Sebagai contoh, Hasan menuturkan implementasi ESG dapat dimulai dari bagian terkecil dari fungsi tertentu di perusahaan. Ada pihak yang menjadi role model dalam adopsi ESG, selanjutnya bisa ditularkan pada skala yang lebih luas.
Dia menuturkan, yang paling krusial dalam penerapan ESG dalam sebuah perusahaan yakni komitmen dari top manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan bisa menularkan adopsi ESG kepada seluruh komponen perusahaan melalui kebijakan yang dibuat.
"Jadi direksi itu sebetulnya harus menjadi driving factor yang kuat di perusahaan, sebelum nanti seluruh anggota timnya akan bergerak bersama untuk merespons kebutuhan stakeholder yang menginginkan perusahaan menjadi perusahaan yang memunculkan praktek ESG," pungkasnya.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BUMI Kembali Sabet Penghargaan Management BBB ESG