Jika Abai Dengan Hal Ini, Inflasi Bisa Naik 0,6% Karena Migor

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
Kamis, 17/03/2022 12:15 WIB
Foto: Minyak Goreng (Tangkapan Layar IG yogya_bojongsoang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga jual minyak goreng dan keputusan pemerintah memberikan subsidi untuk minyak curah diprediksi dapat meningkatkan tingkat inflasi di Indonesia. Hal ini berpotensi besar terwujud jika pemerintah tidak menjalankan kebijakan subsidi secara efektif.

Pendapat tersebut dikemukakan para peneliti dan Bahana Sekuritas. Dalam analisanya, tiga peneliti dari Bahana Sekuritas menyebut ada potensi inflasi sepanjang 2022 bisa naik 0,6% dari estimasi awal hanya karena faktor harga minyak goreng.

"Dengan asumsi harga minyak goreng melayang dari Rp 14.000 mejadi Rp 22.000 per liter, inflasi tahun ini dapat melampaui 0,6% hanya karena minyak goreng saja. Ini denganasumsi harga CPO tetap pada level saat ini di MYR6ribuper ton," tulis para analis, dikutip Kamis (17/3/2022).


Menurut Bahana Sekuritas, sepanjang Februari lalu harga minyak goreng berkontribusi 1,09% terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK). Ini berarti komoditas tersebut masuk dalam 20 produk yang berkontribusi tinggi pada inflasi.

Saat ini, pemerintah sudah memutuskan untuk melepas harga jual minyak goreng sesuai mekanisme pasar. Ini membuat lonjakan harga minyak goreng terjadi. Sebagai gantinya, pemerintah akan mensubsidi minyak goreng curah agar harganya tetap di level Rp14 ribu/liter.

"Kami memperkirakan setiap tindakan subsidi minyak goreng akan menelan biaya Rp1,6triliun - Rp2 triliun per bulan. Ini mengasumsikan pemerintah mendistribusikan 2 liter minyak goreng per orang per bulan kepada 35 jutawargamiskin dan pengangguran," katanya.

Bahana Sekuritas berharap kebijakan subsidi minyak goreng curah dijalankan dengan efektif. Perusahaan menilai kebijakan pengendalian harga dengan mematok harga eceran tertinggi (HET) beberapa waktu lalu memperburuk permintaan dan penawaran komoditas ini.

"Dari sisi pasokan, hal itu menghambat produksi dan mendorong penimbunan. Dari sisi permintaan, hal itu menciptakan kelangkaan dan mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak barang daripada yang diperlukan," ujarnya.

Terpisah, riset RHB Sekuritas menyebut pelepasan harga minyak goreng ke mekanisme pasar akan mengakhiri kelangkaan komoditas tersebut di tengah masyarakat. Akan tetapi, kebijakan ini berpotensi besar mengerek laju inflasi.

"(Kebijakan subsidi) membuat masyarakat kelas menengah ke bawah tetap bisa membeli minyak goreng bersubsidi," tulis RHB Sekuritas.


(RCI/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Hilirisasi Sawit Kian Nyata, CBUT Incar Bisnis Biodiesel