Pemegang Saham Lama Bisa Jual BUKA, Harga Rekor Terendah

Tim Riset, CNBC Indonesia
Kamis, 17/03/2022 07:35 WIB
Foto: Bukalapak (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten teknologi e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) kembali melanjutkan koreksi setelah ambruk ke level Auto Reject Bawah (ARB) selama 2 hari beruntun.

Tercatat harga saham BUKA tumbang 6,52% ke level harga Rp 258/unit pada perdagangan kemarin (16/3/21) melanjutkan koreksinya di level ARB di angka 6,76% pada perdagangan kemarin lusa (15/3/21).

Dengan koreksi ini saat ini BUKA berada di level terendah sepanjang sejarahnya alias all time low. Saat ini kapitalisasi pasar BUkA hanya tersisa Rp 26,6 triliun dibandingkan dengan kapitalisasi pasarnya saat pertama kali melantai di angka Rp 87,6 triliun.


Ini artinya apabila investor membeli saham buka di harga IPO maka sang investor sudah merugi 69,64%. Bahkan apabila sang investor membeli saham BUKA di harga tertingginya Rp 1.325/unit di hari perdagangan kedua maka sang investor akan boncos 80,52 juta.

Bayangkan apabila anda berinvestasi Rp 1 miliar di saham BUKA di harga tersebut, maka nilai investasi anda tinggal tersisa Rp 194,8 juta

Koreksi parah saham BUKA disebabkan oleh ketakutan para investor akan dibukanya periode lock up pemegang saham lama yang akan dimulai awal bulan depan.

Rumor di kalangan para pelaku pasar, pemegang saham lama ini memperoleh saham Bukalapak di harga yang amat sangat murah bahkan berberapa diantaranya ada yang membeli saham BUKA di bawah harga Rp 50/unit ketika masa-masa awal pendanaan startup Bukalapak.

Hal inilah yang menyebabkan adanya ketakutan dimana para pemegang saham lama ini akan langsung menjual seluruh saham yang dimilikinya di harga berapapun karena sudah untung berlipat-lipat kali tanpa memperhatikan valuasi saham BUKA.

Setelah terkoreksi parah, bagaimana kira-kira arah geraksaham BUKA selanjutnya?

Salah satu analis yang sukses memprediksikan kelongsoran harga BUKA adalah Richardson Raymond dari Trimegah Sekuritas yang dari jauh-jauh hari mengeluarkan riset yang memprediksikan harga saham BUKA akan longsor ke bawah Rp 298/unit.

Setelah harga saham BUKA terbukti longsor ke bawah Rp 298/unit menarik untuk diperhatikan apakah akan ada update selanjutnya untuk target harga saham BUKA.

Selanjutnya riset dari Farras Farhan dari Samuel Sekuritas 18 February 2022 kemarin merekomendasikan untuk hold saham bukalapak dengan target harga Rp 400/unit.

" Kami menginisiasi coverage terhadap BUKA dengan rekomendasi HOLD dan TP IDR 400, merefleksikan 7.6x EV/Sales di FY22F. Kami melihat bahwa kompetitivitas BUKA di sektor marketplace akan cenderung menurun, seiring dengan perubahan strategi perusahaan untuk fokus mengembangkan ekosistem Mitra." Ujar Farhan di riset tersebut.

"Kami juga memperkirakan perubahan model bisnis Mitra menjadi storefront model yang direncanakan oleh BUKA akan memakan waktu yang cukup lama sebelum dapat terealisasi optimal. sehingga kami memproyeksikan adanya penurunan tren pertumbuhan TPV di tahun-tahun kedepan." Tambahnya.

Meskipun banyak yang sudah mulai putus asa dengan harga saham Bukalapak, Niko Margaronis dari BRI Danareksa Sekuritas masih optimis harga saham Bukalapak akan naik ke level Rp 1.400/unit dan memberikan saran untuk membeli saham BUKA.

Riset tersebut menyebutkan Total Processing Value (TPV) BUKA berpotensi melonjak dengan adanya bisnis tambahan Joint Venture (JV) dengan Transmart.


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat