
Sempat Anjlok, Kini Harga Minyak Nanjak di atas US$100/Barel

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kini telah menanjak lagi sebesar US$ 3 per barel pada perdagangan Rabu (16/03/2022) siang waktu Indonesia, setelah sebelumnya sempat anjlok di bawah US$ 100 per barel pada Rabu pagi (WIB).
Mengutip Reuters, Rabu (16/03/2022), harga minyak Brent pada perdagangan Rabu siang waktu Indonesia telah menanjak sebesar US$ 2,64 per barel atau 2,6% menjadi US$ 102,55 per barel pada Rabu pukul 07:30 waktu setempat (GMT).
Sementara untuk harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 1,91 per barel atau 2% menjadi US$ 98,35 per barel.
Harga kedua minyak tersebut kontradiktif dengan yang terjadai pada perdagangan sebelumnya yang turun US$ 1 per barel dengan Brent jatuh ke US$ 98,86 per barel dan WTI US$ 94,90 per barel.
Kembali menanjaknya harga minyak mentah dunia ini dipicu karena masih bergejolaknya perang Rusia-Ukraina dan pembahasan negosiasi gencatan senjata belum menghasilkan keputusan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan dalam pidato video yang dirilis Rabu pagi bahwa posisi Ukraina dan Rusia dalam pembicaraan damai terdengar lebih realistis, tetapi diperlukan lebih banyak waktu.
"Pedagang sedang menunggu lebih banyak petunjuk dari pembicaraan gencatan senjata setelah aksi jual dua hari di pasar minyak, tetapi harga minyak mentah mungkin terus berada di bawah tekanan karena inflasi yang tinggi pada akhirnya akan menyeret pertumbuhan ekonomi dan melemahkan permintaan," kata Tina Teng, seorang analis di Pasar CMC, dikutip dari Reuters, Rabu (16/03/2022).
Teng mengatakan, dolar AS yang kuat adalah elemen kunci yang memberikan tekanan pada harga minyak dan investor mengharapkan Federal Reserve AS untuk mengadopsi kebijakan moneter yang lebih hawkish untuk mengekang inflasi yang melebar.
Analis memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya seperempat poin persentase pada akhir pertemuan kebijakan dua hari pada hari Rabu untuk melawan inflasi yang melonjak.
Kenaikan suku bunga akan memperkuat dolar AS dan mengurangi permintaan minyak, karena greenback yang lebih kuat membuatnya lebih mahal bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
Seperti diketahui, harga minyak akhirnya telah turun di bawah US$ 100 PER BAREL pada hari Selasa, pertama kalinya sejak akhir Februari, sejak Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
Sejak Rusia menyerang Ukraina, harga minyak bahkan sempat mencapai rekor tertinggi dalam 14 tahun terakhir pada 7 Maret 2022 lalu, tetapi Brent sejak itu jatuh hampir US$ 40 per barel dan WTI sekitar US$ 34 per barel.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maaf Minyak Gak Kuat, Ambrol 5% Minggu Ini