Joss! Rupiah Kembali ke Bawah Rp 14.300/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 16/03/2022 09:13 WIB
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Rabu (16/3) hingga ke bawah Rp 14.300/US$. Sentimen pelaku pasar yang membaik membuat rupiah melanjutkan penguatan tipis kemarin.

Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung melesat 0,28% ke Rp 14.285/US$. Penguatan rupiah kemudian terpangkas dan berada di kisaran Rp 14.300/US$ atau menguat 0,17% pada pukul 9:06 WIB.

Tanda-tanda penguatan rupiah sudah terlihat di pasar non-deliverable forward (NDF), di mana tenor 1 pekan berada di bawah Rp 14.300/US$, lebih kuat ketimbang beberapa saat setelah penutupan perdagangan kemarin.


PeriodeKurs Selasa (15/3) pukul 15:03 WIB Kurs Rabu (16/3) pukul 8:52 WIB
1 PekanRp14.301,1Rp14.291,5
1 BulanRp14.313,0Rp14.290,0
2 BulanRp14.332,0Rp14.309,0
3 BulanRp14.358,0Rp14.361,0
6 BulanRp14.451,0Rp14.428,0
9 BulanRp14.558,0Rp14.535,0
1 TahunRp14.671,9Rp14.674,0
2 TahunRp15.119,1Rp15.108,9

Harga minyak mentah yang terus merosot membuat sentimen pelaku pasar membaik. Sebab, penurunan tersebut akan mengurangi tekanan inflasi yang sudah sangat tinggi di negara Barat. Inflasi yang terus menanjak dikhawatirkan akan mengakselerasi inflasi, sehingga menekan pertumbuhan ekonomi, bahkan hingga terjadinya stagflasi.

Harga minyak mentah baik jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent kini sudah di bawah US$ 100/barel. Brent pada 7 Maret lalu nyaris mencapai US$ 140/barel.

Membaiknya sentimen pelaku pasar akibat penurunan harga minyak mentah terlihat dari menguatnya bursa saham AS (Wall Street) pada perdagangan Selasa waktu setempat, dan disusul bursa saham Asia pagi ini.

Rupiah juga ditopang sentimen positif dari dalam negeri, data neraca perdagangan Indonesia yang mencatat surplus 22 bulan beruntun memberikan sentimen positif ke rupiah.
Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin melaporkan nilai impor bulan lalu sebesar US$ 16,64 miliar. Tumbuh 25,43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Sementara ekspor Indonesia pada Februari 2022 sebesar US$ 20,46 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan masih membukukan surplus US$ 3,82 miliar.

Surplus yang sudah terjadi dalam 22 bulan beruntun tersebut juga membantu transaksi berjalan (current account) mencatat surplus di tahun 2021 lalu, menjadi yang pertama dalam 10 tahun terakhir.

Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial bagi pergerakan rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil ketimbang pos Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) lainnya, yakni transaksi modal dan finansial.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS