Harga Emas Terus Bersinar, Begini Rencana BRMS di 2022

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Selasa, 15/03/2022 20:39 WIB
Foto: Targetkan Produksi 150 Ribu/t oz emas, BRMS Operasikan 4 Pabrik (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kian berkilau, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berencana akan terus meningkatkan produksinya. Bahkan beberapa konsesi tambang emasnya di tanah air telah mengantongi izin produksi hingga 2050.

Direktur dan Investor Relations BRMS Herwin Hidayat menjelaskan produksi emasnya di tahun ini akan semakin moncer, dengan kadar emas mencapai 1,5 gram per ton.


"Indikasi yang kami temukan dari pengeboran kami yang ada saat ini, kadarnya mencapai di atas 2,2 gram per ton," jelas Herwin kepada CNBC Indonesia melalui video conference, Selasa (15/3/2022).

Adapun, BRMS berencana untuk membangun pabrik pengolahan bijih emas di Palu, Sulawesi Tengah dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari, dengan biaya modal atau capital expenditure yang akan dialokasikan mencapai US$ 48 juta.

Pabrik kedua pengolahan bijih emas perusahaan ditargetkan akan beroperasi di akhir Kuartal III atau awal Kuartal IV tahun 2022.

"Pengeboran di empat prospek emas di Poboya di Palu untuk meningkatkan cadangan dan sumber daya menjadi total 24 juta ton bijih emas," tutur Herwin.

Adapun estimasi kebutuhan investasi pembangunan pabrik kedua BRSM ini, kata Herwin dibutuhkan investasi sebesar US$ 48 juta, yang pembangunannya telah dilakukan sejak pertengahan 2021 silam.

Perusahaan juga akan menyelesaikan pabrik bijih emas yang ketiga, yang semuanya akan berlokasi di Palu. Adapun kapasitas pada pabrik ketiga ini juga akan sebesar dengan pabrik kedua, yakni 4.000 ton bijih per hari, yang diperkirakan akan selesai pada Kuartal I-2024.

Sementara pabrik kedua dan ketiga dibangun, kegiatan pengolahan emas BRMS dilakukan di pabrik pertama perusahaan yang juga berlokasi di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah. Pabrik tersebut sudah beroperasi sejak kuartal I 2020 lalu dan memiliki kapasitas 500 ton per hari.

"Artinya dengan asumsi bisa menemukan cadangan baru, sehingga total cadangan itu nantinya 24 juta ton bijih dengan total kapasitas tiga pabrik yang akan dioperasikan pada 2024, totalnya 8.500 ton bijih per hari atau sekira 3 juta ton bijih per tahun," jelas Herwin.

Selain itu, BRMS juga berencana untuk mengembangkan tambang emas di Gorontalo, dengan membangun pabrik pengolahan emas dengan kapasitas 2.000 ton bijih per hari, dengan capex mencapai US$ 29 juta.

Diperkirakan, pengembangan pabrik emas di Gorontalo ini akan beroperasi di awal 2024. Kendati demikian, kata Herwin konsesi pertambangan ini, kemungkinan akan didominasi oleh komoditas tembaga.

Dari catatannya, dari konsesi emas di Gorontalo ini akan menghasilkan sumber daya hampir 400 juta ton bijih dengan kadar tembaga sekira 0,5%.

"Yang masif oleh tembaganya. Ini yang membuat beberapa grup tertarik dan masuk ke BRMS pasca right issue satu dan dua, karena ketertarikannya terhadap prospek tembaga di Gorontalo," jelasnya.

"Di awal 2024 diharapkan Gorontalo bisa beroperasi, maka projectnya lebih bankable demi mengembangkan prospek tambang di tembaganya di Gorontalo," kata Herwin melanjutkan.

Baik konsesi tambang di Palu dan Gorontalo, BRSM diketahui telah mengantongi izin untuk memproduksi tambang emas hingga 30 tahun ke depan. Masing-masing, izin produksinya akan mencapai 2050 untuk konsesi yang di Palu dan sampai 2052 untuk konsesi pertambangan di Gorontalo.

Adapun keuntungan yang akan diperoleh dari pengembangan dan pembangunan pabrik emas di Palu dan Gorontalo, serta aktivitas pengeboran yang aktif, BRMS berharap dapat meningkatkan kapasitas emas ke depannya.

Selain itu juga, BRMS berharap dapat berdampak positif terhadap pendapatan dan laba bersih perusahaan.

"Dengan adanya aktivitas pengeboran yang masif di Palu dan Gorontalo, akan menambah cadangan masing-masing project yang diharapkan menjadi produktif tambang makin panjang di masing-masing proyek," tuturnya.

Untuk diketahui, BRMS sebelumnya juga telah melakukan dua kali right issue. Di mana right issue pertama dilaksanakan pada April 2021 dan right issue kedua dilaksanakan pada Januari 2022. BRMS berhasil mengantongi sekitar US$ 106 juta dari rights issue-1 dan sekitar US$ 110 juta dari rights issue yang kedua.


(cap/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Laba ANTM Diproyeksi Tembus Rp8 T, Potensi Dividen Jadi Sorotan