
Makin Murah Gaes! Dolar Singapura Jeblok Lagi Gegara China

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Singapura kembali jeblok melawan rupiah pada perdagangan Selasa (15/3). China yang kembali menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) di beberapa kota membuat dolar Singapura jeblok lagi.
Melansir data Refinitiv, pagi ini dolar Singapura merosot 0,28% ke kisaran Rp 10.451/SG$ yang merupakan level termurah sejak 24 Desember lalu. Pada awal Februari lalu nilai tukar dolar Singapura sedang kuat-kuatnya melawan rupiah, berada di atas Rp 10.700/SG$ yang merupakan level tertinggi sejak akhir Agustus lalu. Tetapi setelahnya mata uang Negeri Merlion ini malah terus merosot.
China merupakan pasar ekspor terbesar Singapura dengan kontribusi nyaris 14% dari total ekspor. Ketika China melakukan lockdown, tentunya ekspor bisa tersendat.
Hal ini bisa memberikan masalah sebab Singapura sangat mengandalkan ekspor untuk memutar perekonomiannya. Rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura lebih dari 100%. Singapura menjadi negara dengan rasio ekspor terhadap PDB terbesar di dunia. Artinya ketika ekspor tersendat, perekonomian akan terkena dampaknya.
China saat ini kembali menghadapi serangan virus corona. Bahkan dalam update terbaru Selasa (15/3/2022), China mencatat 5.280 kasus infeksi baru.
Ini merupakan rekor tertinggi dalam dua tahun, sebagaimana dimuat Economic Times, mengutip Komisi Kesehatan Nasional (NHC).
Dengan kebijakan zero Covid, sehingga meski penambahan kasusnya tidak sebanyak negara lainnya, pemerintah China tetap melakukan lockdown.
Mengutip Reuters, kenaikan kasus terbesar disumbang Provinsi Jilin. Ibu kota Changcun juga sudah dikunci.
"Peningkatan itu menunjukkan bahwa beberapa daerah setempat, menghadapi peningkatan epidemi yang cepat, tidak memiliki kapasitas untuk memperluas sumber daya medis, yang mengakibatkan terbatasnya kasus infeksi diterima di fasilitas terpusat dalam waktu singkat," kata seorang pejabat provinsi Jilin dalam jumpa pers, dikutip Senin.
Secara total, kini China sudah mengkarantina 10 kota, dan masih mungkin akan bertambah lagi, sebab 3.000 dari total kasus yang baru merupakan transmisi lokal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
