URAAAA!!!! IHSG Siap ke 7.000 Hari Ini!
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di teritori positif pada penutupan perdagangan Senin (14/3/2022), di tengah ekspektasi tercapainya perdamaian di tengah krisis Ukraina.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.952,20 atau lompat 0,43%. Ini merupakan level penutupan tertinggi sepanjang sejarah IHSG.
Dari dalam negeri, rilis data ekonomi pada hari ini (15/3/2022) meliputi data neraca perdagangan, termasuk nilai ekspor dan impor, pada bulan Februari 2022. Data neraca perdagangan pada bulan sebelumnya tercatat surplus sebesar US$ 930 juta, di mana nilai ekspor mencapai US$19,16 miliar naik 25,31% secara tahunan. Nilai impor mencapai US$18,23 miliar naik 36,77% dari Januari 2021.
Namun, diberlakukannya Domestic Market Obligation (DMO) pada komoditas minyak kelapa sawit Indonesia yang mewajibkan produsen dalam negeri untuk menjual yang tadinya hanya 20% menjadi 30% dari minyak kelapa sawit untuk kepentingan dalam negeri, mungkin akan sedikit berdampak terhadap nilai ekspor.
Investor juga memantau perkembangan perang Ukraina-Rusia di mana delegasi kedua negara dijadwalkan bertemu kembali untuk membahas peluang gencatan senjata dan penarikan mundur tentara Rusia.
Pertempuran pecah di sekitar ibu kota Ukraina, yakni Kyiv. Sanksi ekonomi yang dijatuhkan Blok Barat tak cukup untuk menghentikan agresi Rusia yang dilakukan dengan dalih mencegah ancaman ekspansi militer Blok Barat tepat di perbatasannya.
Pasar juga memantau arah kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan menaikkan suku bunga acuan AS (Fed Funds Rate) sebesar 25 basis poin (bp) pada Rabu nanti. Investor juga memperhatikan proyeksi The Fed atas inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS
Analisa Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan terakhir dan indikator BB, IHSG tampak ditutup di area batas atas BB.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI cenderung bergerak naik yang mengindikasikan bahwa adanya penguatan momentum beli. Saat ini RSI berada di area 57.
IHSG masih akan bergerak di level support di area 6.863 sedangkan level resist berada di level penutupan tertinggi sepanjang sejarah IHSG yakni di angka 6.928 apabila level ini ditembus, IHSG berpotensi menembus level 7.000 karena resis selanjutnya berada di level all time high 6.996.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp)