Fed vs BI, Rupiah Bisa Catat Level Terkuat 2022 di Pekan Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 March 2022 08:28
Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses mencatat penguatan cukup tajam 0,59% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.300/US$ pada pekan lalu. Bahkan, rupiah sempat menyentuh Rp 14.240/US$, yang merupakan level terkuat sejak 3 Januari lalu.

Rupiah juga menjadi yang terbaik di Asia dan satu-satunya yang menguat melawan dolar AS. Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia pada pekan lalu.

Sementara itu di pekan ini setidaknya ada 3 faktor utama yang akan mempengaruhi rupiah, dan tidak menutup kemungkinan bisa mencetak rekor terkuat di tahun ini. Untuk diketahui level terkuat rupiah tahun ini Rp 14.235/US$ yang disentuh pada hari pertama perdagangan 2022.

Yang pertama ada perang Rusia dengan Ukraina di mana ada sedikit kabar baik. Presiden Rusia, Vadimir Putin pada Jumat waktu setempat mengatakan ada "arah posisitif di beberapa bagian" dalam pembicaraan dengan Ukraina. Sementara itu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan perang dengan Rusia sudah mencapai "titik balik stretegis".

Kemudian yang kedua dan ketiga yakni pengumuman kebijakan moneter bank sental AS (The Fed) dan Bank Indonesia (BI).

Ketua The Fed, Jerome Powell, saat ini mendukung kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin, tapi membuka peluang lebih agresif jika inflasi terus menanjak.

"Kami akan berhati-hati saat mempelajari implikasi perang di Ukraina terhadap perekonomian. Kamu memiliki ekspektasi inflasi akan mencapai puncaknya kemudian turun di tahun ini. Jika inflasi malah semakin tinggi atau lebih persisten, kami akan bersiap untuk menaikkan suku bunga lebih agresif dengan menaikkan suku bunga lebih dari 25 basis poin pada satu atau beberapa pertemuan," kata Powell di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR, pada Rabu (2/3).

Pelaku pasar juga melihat The Fed hanya akan menaikkan 25 basis poin di pekan ini menjadi 0,25% - 0,5%. Hal tersebut terlihat dari perangkat FedWatch milik CME Group di mana probabilitas kenaikannya sebesar 94%.

Meski demikian, pelaku pasar akan melihat sinyal-sinyal seberapa agresif kenaikan suku bunga The Fed selanjutnya. Pasar saat ini sudah menakar kenaikan suku bunga sebesar 100 hingga 125 basis poin di tahun ini, jika ada indikasi lebih agresif dari itu, maka dolar AS berpeluang menguat.

The Fed akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (17/3) dini hari waktu Indonesia. Kemudian akan disusul BI pada pukul 14:00 WIB. Pasar juga akan melihat bagaimana respon BI terhadap kenaikan suku bunga The Fed. Apakah BI akan merubah proyeksi kenaikan suku bunganya menjadi lebih cepat, atau masih akan mempertahankannya setidaknya hingga akhir tahun ini.


Secara teknikal, penguatan rupiah yang disimbolkan USD/IDR pada pekan lalu sukses membuatnya lepas dari pola Golden Cross serta White Morubozu yang memberikan tekanan.

Rupiah kini bergerak di bawah rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50), MA 100 dan 200 yang membuka peluang berlanjutnya penguatan.

Apalagi indikator Stochastic pada grafik harian belum mencapai wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Artinya, ketika Stochastic belum mencapai wilayah oversold maka belum ada sinyal pembalikan arah alias penguatan rupiah berpeluang berlanjut.

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.270/US$ jika ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.240/US$.

Rupiah berpeluang mencetak level terkuat 2022 di pekan ini jika mampu melewati level tersebut, bahkan terbuka peluang ke bawah Rp 14.200/US$ di pekan ini.

Sementara resisten terdekat berada di kisaran Rp 14.300/US$, jika dilewati rupiah berisiko melemah ke Rp 14.320/US$ hingga Rp 14.340/US$. Jika level tersebut ditembus, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.400/US$ di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular