Masih Ada Alasan Untuk IHSG 7.000
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dengan Ukraina masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan bursa saham global di pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah tipis 0,08% ke 6.922,602.Di pasar reguler pekan ini investor asing masih melakukan net buy sebesar Rp 1,3 triliun,
Pergerakan IHSG jauh lebih baik ketimbang bursa saham Asia lainnya. Indeks Shanghai Composite jeblok 4%, Kospi Korea Selatan turun nyaris 2%, kemudian bursa saham Malaysia juga merosot lebih dari 2,2%. Hanya indeks Straits Times Singapura yang mampu menguat 0,57%.
Pekan ketiga bulan Maret akan ditandai dengan berbagai rilis data ekonomi dari dalam negeri dan mancanegara.
Dari dalam negeri, rilis data ekonomi pada Selasa (15/3/2022) meliputi data neraca perdagangan, termasuk nilai ekspor dan impor, pada bulan Februari 2022. Data neraca perdagangan pada bulan sebelumnya tercatat surplus sebesar US$ 930 juta, di mana nilai ekspor mencapai US$19,16 miliar naik 25,31% secara tahunan. Nilai impor mencapai US$18,23 miliar naik 36,77% dari Januari 2021.
Namun, diberlakukannya Domestic Market Obligation (DMO) pada komoditas minyak kelapa sawit Indonesia yang mewajibkan produsen dalam negeri untuk menjual yang tadinya hanya 20% menjadi 30% dari minyak kelapa sawit untuk kepentingan dalam negeri, mungkin akan sedikit berdampak terhadap nilai ekspor.
Selain itu, pada Kamis (17/3/2022), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan suku bunga acuannya yang diprediksi akan tetap berada pada 3,5% seperti pada bulan Februari.
Dari zona Amerika Serikat (AS), investor akan disibukkan dengan rilis data ekonomi yang banyak dari awal pekan besok. Pada Selasa (15/3/2022), rilis data harga produsen bulan Februari, di mana pada data bulan sebelumnya naik 1%. Hal tersebut dipicu oleh melonjaknya harga barang sebanyak 1,3% pada bulan Desember karena penurunan persediaan kendaraan bermotor, pangan, dan energi.
Pada Rabu (16/3/2022), akan rilis data dari penjualan ritel Februari, harga ekspor dan impor. Disusul oleh rilis data keputusan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan proyeksi ekonomi pada Kamis (17/3/2022) waktu setempat.
Sebelumnya, Gubernur The Fed Jerome Powell menjelaskan kepada Kongres Rabu (9/3/2022) lalu bahwa pemulihan ekonomi AS yang cepat tidak lagi membutuhkan kebijakan moneter yang akomodatif. Oleh karena itu, The Fed akan mulai menaikkan suku bunga acuan dalam pertemuan periode 15-16 Maret untuk menekan inflasi yang sudah tinggi.
Powell mengatakan dia cenderung mendukung kenaikan 25 basis poin, tapi adanya potensi The Fed bergerak lebih hawkish jika inflasi tidak mereda seperti yang diharapkan. Sehingga, setidaknya dapat memberikan sinyal tentang seberapa cepat The Fed akan mengetatkan kebijakan moneternya.
Dia juga menambahkan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina menambah tingkat ketidakpastian yang signifikan.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan terakhir dan indikator BB, IHSG tampak ditutup di area batas atas BB.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI cenderung bergerak naik yang mengindikasikan bahwa adanya penguatan momentum beli. Saat ini RSI berada di area 57.
IHSG masih akan bergerak di level support di area 6.863 sedangkan level resist berada di level penutupan tertinggi sepanjang sejarah IHSG yakni di angka 6.928 apabila level ini ditembus, IHSG berpotensi menembus level 7.000 karena resis selanjutnya berada di level all time high 6.996.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp)