Bursa Asia Cerah Bergairah, Nikkei Melonjak Nyaris 4%

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Kamis, 10/03/2022 17:04 WIB
Foto: Karyawan Bursa Korea (KRX) berpose di depan indeks harga saham akhir selama kesempatan berfoto untuk media di acara penutupan seremonial pasar saham 2018 di Seoul, Korea Selatan, 28 Desember 2018. REUTERS / Kim Hong- Ji

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik kompak ditutup bergairah pada perdagangan Kamis (10/3/2022), menyusul pulihnya bursa saham Amerika Serikat (AS) dari zona koreksi pada penutupan perdagangan Rabu kemarin.

Indeks Nikkei Jepang ditutup terbang 3,94% ke level 25.690,4, Hang Seng Hong Kong melonjak 1,27% ke 20.890,26, Shanghai Composite China melompat 1,22% ke 3.296,09, dan ASX 200 Australia melesat 1,1% ke 7.130,8.

Sedangkan indeks Straits Times Singapura ditutup melonjak 1,4% ke level 3.240,73, KOSPI Korea Selatan melompat 2,21% ke 2.680,32, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melesat 0,87% ke posisi 6.924,008.


Di China, saham produsen kendaraan listrik China, Nio mulai diperdagangkan di bursa Hong Kong pada hari ini, melalui listing sekunder.

Saham Nio pada awal perdagangan sempat melonjak lebih tinggi, tetapi kemudian penguatannya cenderung terpangkas dan berakhir melesat 0,82% di atas harga penerbitannya.

Bursa Asia-Pasifik yang cerah bergairah pada hari ini didorong oleh respons pasar terhadap koreksi harga minyak mentah dunia pada perdagangan Rabu kemarin.

Di lain sisi, China, India, Jepang dan Korea Selatan merupakan importir utama minyak, menurut data dari Badan Energi Internasional per tahun 2020.

Meski sempat terkoreksi hingga pagi hari ini waktu Indonesia, tetapi pada perdagangan sore hari waktu Asia, harga minyak mentah mulai bangkit kembali.

Per pukul 16:23 WIB, harga minyak jenis Brent melesat 2,45% ke level US$ 111,36 per barel. Sedangkan minyak mentah jenis Light Sweet atau West Texas Intermediate (WTI) melonjak 3,51% ke level US$ 115,04 per barel.

Faktor yang memicu kenaikan harga minyak di sepanjang 2022 masih seputar konflik antara Rusia dengan Ukraina. Keduanya merupakan eksportir energi yang memasok minyak dan gas (migas) ke Eropa.

Presiden AS, Joe Biden yang memutuskan untuk memberikan sanksi terhadap ekonomi Rusia karena menginvasi Ukraina membuat harga minyak mentah dunia sempat melesat hingga mencetak rekor terbarunya dalam beberapa hari terakhir.

Bursa Asia-Pasifik juga mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street yang berhasil pulih dari zona koreksi pada penutupan perdagangan Rabu kemarin waktu setempat.

Indeks Dow Jones ditutup melesat 2%, S&P 500 melompat 2,57%, dan Nasdaq Composite terbang 3,59%.

Meski bursa Asia-Pasifik cerah dan investor di kawasan tersebut sedang happy, tetapi masih ada kabar kurang menggembirakan datang dari konflik antara Rusia dengan Ukraina.

Ukraina menuduh pesawat Rusia pada Rabu malam waktu setempat, meledakkan sebuah rumah sakit anak-anak di kota Mariupol yang terkepung, meskipun ada kesepakatan gencatan senjata.

Sementara itu, Kremlin menuduk Washington mengorbankan 'perang ekonomi melawan Rusia' setelah pemerintahan Joe Biden mengumumkan larangan impor minyak Rusia. Inggrs juga telah berjanji untuk menghapus impor Rusia pada akhir tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jelang Pidato Kenegaraan Prabowo, IHSG & Rupiah Kompak Menguat