Analisis Teknikal

Sempat Longsor, Tapi IHSG Sesi Dua Kayaknya Hijau Nih...

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 10/03/2022 13:03 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,07% di level 6.869,49 hingga sesi I perdagangan Kamis (10/3/2022).

Indeks sempat tembus ke atas 6.900 di awal perdagangan, namun apresiasi terpangkas dan membuat IHSG sempat terbanting ke zona merah. Asing yang pagi masih net buy Rp 110 miliar, kini net sell tipis Rp 5,10 miliar.

Mayoritas bursa saham Asia menguat siang ini. Indeks Nikkei Jepang bahkan menguat sampai 3,81%, Sentimen positif memang datang dari Barat.


Wall Street yang sebelumnya terkoreksi parah dini hari tadi melesat. Ketiga indeks saham acuan Wall Street yakni Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq Composite melesat lebih dari 2%.

Katalis positif lain untuk bursa Wall Street adalah penurunan harga minyak mentah. Si emas hitam sudah menguat lebih dari 50% sepanjang tahun ini.

Namun semalam harga ambrol lebih dari 10% untuk dua jenis minyak yang menjadi acuan global yakni Brent dan West Texas Intermediate (WTI).

Di sisi lain sentimen positif juga datang dari rilis data ketenagakerjaan AS. Data JOLT job openings dilaporkan mengalami kenaikan dan mencapai angka 11,26 juta jauh lebih baik dari perkiraan pasar yang memproyeksikan hanya sebesar 10,93 juta.

Setelah menguat tipis di sesi I, bagaimana prospek IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisa Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan terakhir dan indikator BB, IHSG tampak bergerak mendekati level supportnya di 6.863.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak naik yang mengindikasikan bahwa ada penguatan momentum beli. Hingga istirahat siang RSI berada di level 49,83.

Menggunakan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah berada di atas garis EMA 26 dan bar histogram bergerak di area positif.

Sehingga secara teknikal IHSG tetap punya peluang menguat apalagi bursa Asia juga masih hijau. Di sesi II, IHSG berpeluang bergerak di rentang 6.863-6.898.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat