Rupiah Jaya Tiga Hari Beruntun Vs Dolar AS!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Kamis, 10/03/2022 11:19 WIB
Foto: Infografis/Uang Khusus HUT RI Rp 75.000/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (10/3/2022), di mana rupiah sedang dikelilingi oleh sentimen positif pekan ini. Bahkan, Mata Uang Garuda berhasil perkasa selama tiga hari beruntun terhadap si greenback.

Melansir data dari Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat tajam 0,45% ke Rp 14.280/US$. Pada pukul 11:00 WIB, rupiah sedikit terpangkas penguatannya hanya 0,21% di Rp 14.315/US$.

Berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deriverable Market (NDF) beberapa saat usai penutupan perdagangan pasar spot kemarin dibandingkan hari ini, Kamis (10/3), seperti dilansir data Refinitiv:


Periode

Kurs Rabu (9/3) Pukul 15:03 WIB

Kurs Kamis (10/3) Pukul 11:05 WIB

1 Pekan

Rp14.322,5

Rp14.286,1

1 Bulan

Rp14.349,0

Rp14.303,0

2 Bulan

Rp14.366,5

Rp14.318,0

3 Bulan

Rp14.392,6

Rp14.344,25

6 Bulan

Rp14.516,0

Rp14.438,0

9 Bulan

Rp14.596,0

Rp14.558,0

1 Tahun

Rp14.703,3

Rp14.678,0

2 Tahun

Rp15.222,5

Rp15.116,0

Kemarin, indeks dolar AS berakhir lebih rendah di 97,968, tapi hari ini menguat kembali sebanyak 0,2% ke 98,163 di pasar spot. Penurunan kemarin diprediksikan karena investor membuang aset safe haven demi alokasi ekuitas. Namun, investor masih menunggu laporan inflasi AS di Februari yang mungkin mempengaruhi laju pengetatan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data pembukaan lapangan kerja baru di AS turun di Januari sebanyak 11.263 pekerjaan walaupun tetap berada di dekat rekor tertingginya di 185.000 pekerjaan. Hal tersebut dipicu oleh penurunan di sektor akomodasi dan makanan, sektor transportasi dan gudang, sektor pemerintahan dan sektor lainnya. Angka pekerjaan baru turun dari 7,1% menjadi 7% di Desember.

Menariknya, tingkat perekrutan di AS sebanyak 4,3% dan tingkat pengangguran tercatat 2,9%. Sehingga ada kesenjangan antara tingkat pekerjaan baru dan angka pengangguran, setidaknya sebanyak 4,8 juta.

"Kita tidak bisa mengendalikan inflasi, membuka rantai pasokan kita, dan menumbuhkan ekonomi kita sepenuhnya dengan tetap kompetitif kecuali kita dapat mengisi pekerjaan ini dengan menyambut pekerja lain ke negara kita," tutur Tokoh Senior di Kamar Dagang AS Neil Bradley dikutip dari Reuters.

Sementara itu, fundamental dalam negeri sedang diguyur sentimen positif terlihat pada neraca perdagangan Indonesia yang mencetak surplus 21 bulan beruntun karena dibantu oleh melonjaknya harga komoditas seperti batu bara dan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Neraca perdagangan surplus senilai US$ 1,4 miliar atau 0,4% dari PDB kuartal IV-2021.

Bank Indonesia juga mengumumkan bahwa Indonesia memiliki cadangan devisa senilai US$141,4 miliar di Februari, sehingga tidak dipungkiri bahwa performa Mata Uang Tanah Air pekan ini dapat perkasa terhadap dolar AS karena Indonesia mempunyai lebih banyak 'amunisi' untuk bertahan dari tekanan dunia.

Selain itu, harga minyak dunia turun sebanyak 13,16% dan menjadi penurunan terburuk sejak November. Hal tersebut juga berkontribusi membuat rupiah menguat karena potensi defisit anggaran Indonesia menjadi lebih sedikit sebab Indonesia masih mengimpor minyak untuk konsumsi bahan bakar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS