Rakyat AS Dukung Biden Boikot Minyak Rusia, Yakin Kuat...?
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas masyarakat Amerika Serikat (AS) mendukung langkah Presiden Joseph 'Joe' Biden untuk menangguhkan impor minyak dari Rusia. Jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters pada Senin dan Selasa pekan ini menunjukkan 80% responden setuju atas langkah Biden tersebut, termasuk kelompok bipartisan.
Responden menyebut AS tidak boleh membeli minyak atau gas dari Rusia selama konflik bahkan jika itu menyebabkan harga bensin meningkat. Ya, efek kebijakan Biden membuat harga minyak mentah dunia melonjak hingga menyentuh US$ 133,15/barel, tertinggi sejak 2008 pada perdagangan Selasa (8/3/2022).
Sebenarnya, langkah ini dapat menyebabkan lonjakan harga gas di AS. Saat ini, beberapa penyuling telah menolak untuk membeli minyak dari Rusia karena risiko terjerat oleh sanksi. Sehingga pasokan minyak di AS potensi berkurang.
Warga akan merasakan dampaknya saat mengisi di pompa bensin. Ini karena AS mengimpor minyak dari Rusia.
Biden sendiri sudah menekankan hal itu. Bahwa keputusannya kemungkinan akan merugikan orang Amerika di "pompa bensin". "Keputusan hari ini bukan tanpa biaya di sini di rumah," kata Biden.
"Perang Putin telah merugikan keluarga Amerika di pompa bensin. Sejak Putin memulai pembangunan militernya di perbatasan Ukraina, sejak saat itu, harga gas di pompa bensin di Amerika naik US$ 75 sen dan dengan tindakan ini akan turun lebih jauh. Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk meminimalkan kenaikan harga Putin di sini."
Biden juga memperingatkan perusahaan agar tidak menaikkan harga minyak selama masa krisis tersebut. "Kepada perusahaan minyak dan gas dan perusahaan keuangan yang mendukung mereka: Kami memahami perang Putin melawan rakyat Ukraina menyebabkan harga naik. Kami mengerti. Itu sudah jelas," katanya.
"Tapi tidak alasan untuk melakukan kenaikan harga yang berlebihan atau menambah keuntungan atau segala jenis upaya untuk mengeksploitasi situasi ini atau konsumen Amerika, eksploitasi mereka. Agresi Rusia merugikan kita semua. Dan ini bukan waktunya untuk mencari untung atau mencongkel harga."
Meskipun sudah diperingatkan soal efeknya, tingkat dukungan masyarakat AS tidak berubah dari jajak pendapat minggu lalu. Bahkan ketika harga rata-rata bensin AS pecah rekor pada hari Selasa di US$ 4,17 per galon.
Sebesar 63% responden mengatakan membayar lebih untuk bahan bakar dan gas bermanfaat untuk mempertahankan demokrasi lain. Sekitar dua pertiga mengatakan mereka akan bersedia membayar lebih dari $ 1 per galon bensin.
Amerika Serikat mengimpor rata-rata lebih dari 20,4 juta barel minyak mentah dan produk olahan per bulan dari Rusia pada tahun 2021. Ini setara dengan sekitar 8% dari impor bahan bakar cair AS, menurut Administrasi Informasi Energi (EIA).
AS membeli minyak Rusia untuk disalurkan ke kilang yang membutuhkan kadar minyak mentah dengan kandungan sulfur yang lebih tinggi. Ini untuk membuat bahan bakar pada kapasitas tertinggi. Kilang penyulingan AS dirancang beberapa dekade yang lalu untuk menggunakan minyak mentah dengan kadar sulfur yang lebih berat. Bahkan seringkali dengan kadar sulfur yang lebih tinggi saat pasokan domestik lebih rendah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)