
Harga Batu Bara Tak Lagi 'Meledak-ledak', Diredam Xi Jinping?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali naik. Namun kenaikannya relatif tipis, tidak 'meledak-ledak' seperti belakangan ini.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 426,85/troy ons. Naik 0,28% dari hari sebelumnya.
Meski hanya naik terbatas, tetapi tren positif harga batu bara masih terjaga. Dalam sebulan terakhir, harga meroket 94,02% secara point-to-point. Selama setahun terakhir, harga naik 417,08%. Wow...
Harga batu bara yang mulai kalem ini mungkin ada hubungannya dengan China. Pemerintah China di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping mendorong dunia usaha untuk meningkatkan produksi batu bara agar harga bisa lebih terkendali.
Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) mempercepat perizinan ratusan izin proyek tambang baru dan ekspansi tambang yang sudah ada sejak paruh kedua 2021. China sepertinya trauma betul, karena sempat mengalami krisis batu bara yang menyebabkan pemadaman listrik bergilir di beberapa wilayah. Kala itu, harga batu bara yang mahal membuat pembangkit listrik kesulitan untuk memupuk stok.
Tahun lalu, produksi batu bara Negeri Tirai Bambu mencapai 4,07 miliar ton. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah. Tingginya pasokan mampu meredam kenaikan harga batu bara agar tidak terlampau 'meledak-ledak'.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu
